dc.description.abstract |
Arsitektur monumental keagamaan terjadi bukan hanya karena karya arsitektur dapat
menjadi simbol yang bermakna semata, tetapi juga karena konsolidasi identitas nasional, terutama
di negara-negara pascakolonial, dapat terjadi atas faktor agama. Arsitektur keagamaan memiliki
kemampuan untuk mengekspresikan yang 'tak terkatakan' dan transenden. Arsitektur keagamaan
dapat mewujudkan citra keagamaan masyarakat yang dirumuskan melalui kerangka referensi yang
didominasi oleh inti budaya dari pandangan dunia, etika, dan kepercayaan. Di saat bersamaan,
masjid sebagai ruang ritual tidak hanya menjadi tempat bagi orang-orang percaya, tetapi juga
bangunan monumental yang mewakili kebesaran sifat kepentingan yang berkuasa. Penelitianpenelitian
sebelumnya masih banyak yang mendefinisikan masjid secara tradisional, yakni sebagai
pusat tempat beribadah tanpa spesifikasi lebih lanjut. Penyederhanaan ini mendominasi analisis
masjid pada umumnya, sehingga tampak mengesampingkan aspek-aspek lain yang juga
ditampakkan dalam bangunan.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pola tatanan monumental Islami yang terwujud pada
arsitektur Masjid Istiqlal. Masjid Istiqlal dipilih sebagai kasus studi karena dinilai signifikan sebagai
karya arsitektur monumental keagamaan yang dibangun sebagai bentuk perwujudan identitas
nasional Indonesia. Sesudah pengakuan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1949, muncul
ide untuk membangun masjid negara sebagai wajah identitas nasional, mengingat Indonesia
merupakan negara dengan populasi umat Islam terbanyak di dunia. Dalam Masjid Istiqlal terwujud
desain monumental yang tidak hanya mewujudkan visi dan gagasan Islami tetapi juga memainkan
peran nyata dalam pengejawantahan visi nasional negara. Penelitian akan mengedepankan isu pola
tatanan dari bentuk arsitektur yang memiliki peran monumental sekaligus berfungsi sebagai
bangunan keagamaan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian bersifat kualitatif dengan pendekatan
deskriptif-analitis. Menggunakan pendekatan deskriptif-analitis, penelitian diawali dengan
melakukan pendataan properti dan komposisi pembentuk monumental Islami lewat studi teori-teori
terkait: teori arsitektur masjid, teori properti dan komposisi, dan teori lingkup. Data lapangan
dikumpulkan dengan cara studi pustaka dan pengamatan objek studi kemudian dilengkapi dengan
hasil wawancara. Analisis akan dibagi dalam tiga lingkup, terdiri dari lingkup lingkungan, lingkup
tapak, dan lingkup bentuk, untuk mencari tahu apa pola tatanan monumental Islami yang terwujud
pada arsitektur Masjid Istiqlal. |
en_US |