Abstract:
Sektor logistik telah menjadi salah satu sektor yang penting dalam menunjang roda perekonomian suatu negara. Sejak triwulan-I hingga triwulan-III tahun 2016, sektor logistik telah menyumbangkan sekitar 5% terhadap PDB Indonesia. Bappenas (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional) telah menargetkan sektor logistik sebagai salah satu sektor yang harus didorong guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan di tahun 2017. Perusahaan JX telah menjadi salah satu pihak yang telah berpengalaman di bidang logistik, khususnya dalam melayani jasa pengiriman jalur Bandung-Jakarta dan Jakarta-Bandung. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian di perusahaan JX seiring dengan masalah yang ditemukan oleh dari sistem ekspedisi yang digunakan saat ini, yaitu sistem two-way. Saat ini perusahaan mengalami kesulitan dalam melayani permintaan konsumen pabrik di Bandung, di mana dari 26 permintaan yang didapat setiap bulan, perusahaan JX hanya mampu melayani rata-rata 15 permintaan per bulan. Kondisi ini pun mengancam perusahaan JX kehilangan konsumen pabrik tersebut yang telah menjadi pelanggan setia sekaligus penyumbang pendapatan terbesar bagi perusahaan. Dalam menanggapi masalah yang dihadapi perusahaan JX, penulis pun menyarankan adanya perubahan sistem ekspedisi menjadi sistem one-way, yaitu sistem yang memfokuskan perusahaan pada jasa pengiriman jalur Bandung-Jakarta. Kelayakan penerapan sistem ini diukur dengan menggunakan teknik analisis kinerja keuangan dan membandingkan hasil kinerja keuangan perusahaan JX dengan penerapan sistem ekspedisi two-way dan sistem ekspedisi one-way. Dari hasil analisis kinerja keuangan, dapat disimpulkan apakah sistem ekspedisi one-way yang ditawarkan mampu meningkatkan efisiensi dan laba yang diperoleh perusahaan JX. Dalam penelitian yang dilakukan, metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analitis, di mana digambarkan bagaimana kondisi keuangan perusahaan JX secara aktual, dengan cara mengumpulkan, menganalisa, serta menginterpretasikan data yang diperoleh, kemudian penulis menarik suatu kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah field research, di mana penulis melakukan preliminary research langsung di lapangan kerja. Teknik yang digunakan untuk melakukan analisis adalah analisis vertikal, yaitu menggunakan analisis keuangan common size, dan analisis rasio keuangan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan perusahaan JX di tahun 2016 menunjukkan hasil yang cukup baik, sistem ekspedisi one-way diterapkan dengan hanya memfokuskan jasa pengiriman jalur Bandung-Jakarta, diproyeksikan perusahaan mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 18,034,000,000 dan proyeksi laba bersih sebesar Rp 6,023,063,459, serta hasil analisis kinerja keuangan perusahaan menunjukkan hasil marjin laba bersih sebesar 33.40%. Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah perusahaan JX perlu mempertahankan kinerja keuangan yang sudah baik, perusahaan JX dapat mempertimbangkan untuk melepas jasa pengiriman jalur Jakarta-Bandung karena dapat menghilangkan permasalahan waktu pembongkaran yang lama sehingga jumlah ketersediaan armada kembali optimal dan kemampuan dalam melayani permintaan konsumen di Bandung kembali maksimal, perusahaan JX disarankan untuk fokus pada jasa pengiriman jalur Bandung-Jakarta seiring dengan kenaikan proyeksi pendapatan dan proyeksi laba bersih, kemudian penulis menyarankan perusahaan JX untuk mengubah sistem ekspedisi menjadi sistem one-way seiring dengan adanya kenaikan proyeksi pendapatan yang lebih besar dibandingkan kenaikan total keseluruhan biaya yang menunjukkan peningkatan efisiensi dan juga adanya peningkatan proyeksi laba bersih sehingga hasil rasio marjin laba bersih mengalami peningkatan menjadi 33.40% (29.58% di tahun 2016).