Abstract:
Pergerakan angin di daerah urban telah dipengaruhi oleh banyak hal yang merekayasa kondisi
angin secara makro. Seiring berkembangnya jaman dan banyaknya bangunan di area perkotaan yang
terus bermunculan, maka timbulah berbagai masalah. Masalah-masalah tersebut sering kali
merugikan area itu sendiri, karena tak jarang pergerakan angin akibat desain tata massa bangunan
dan elemen-elemen pelingkupnya akan mempengaruhi pergerakan udara di area luar yang pada
umumnya digunakan sebagai ruang terbuka publik. Ruang terbuka publik akan berfungsi dengan
baik jika area sirkulasi dan simpul aktivitas memiliki interaksi yang baik. Oleh sebab itu kondisi
eksisting dan iklim sekitar juga harus nyaman bagi penggunanya.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi pergerakan angin ialah tata massa bangunan
dan elemen pelingkupnya. Massa-massa bangunan yang dikolaborasikan akan menciptakan ruang
kosong antar bangunan yang merupakan akses udara. Oleh sebab itu bentuk bangunan, pola
perletakan bangunan, tinggi bangunan, serta elemen pelingkupnya merupakan faktor-faktor utama
yang mempengaruhi pergerakan angin. Secara umum angin mengalir dari daerah bertekanan tinggi
ke daerah bertekanan rendah. Dengan demikian, daerah yang memiliki kecepatan angin yang relatif
kencang dapat ditanggapi dengan pengaplikasian elemen-elemen pelingkup (desain aktif).
Penelitian kali ini mengangkat selasar Gading Walk sebagai objek studi. Selasar Gading
Walk merupakan ruang luar publik yang memiliki sirkulasi dan simpul aktivitas. Kecepatan angin
pada area ini cenderung kencang dan banyak menganggu aktivitas pengguna setempat. Bila ditinjau
dari tata massa bangunannya, selasar ini memiliki panjang lebih dari 100 meter dan diapit oleh 2
bangunan tinggi sehingga menjadikannya seolah-olah seperti lorong yang akan dilalui angin
kencang. Pada area tersebut terdapat area yang terbuka bebas (sirkulasi) dan terdapat area yang
berpeneduh (simpul aktivitas) yang menjadikan nilai kenyamanannya berbeda, sehingga akan
dilakukan perbandingan lebih lanjut terhadap perbedaan tersebut.
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian analitis, deskriptif, dan
komparatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Analisis dilakukan dengan cara
mendeskripsikan keadaan eksisting ruang publik luar Gading Walk Jakarta berdasarkan hasil
wawancara. Ruang luar publik yang diteliti mencakup dua area yang berbeda suasana, yaitu ruang
luar bebas yang merupakan sirkulasi dan ruang yang berpeneduh yang merupakan simpul aktivitas
yang kemudian akan diteliti lebih lanjut dengan membandingkan data termalnya yang bersifat
kuantitatif.
Hasilnya adalah bagian sirkulasi yang berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar
memiliki kecepatan angin yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan area simpul aktivitas dengan
peneduh. Hal tersebut telah membuktikan bahwa elemen pelingkup bangunan seperti kanopi dan
vegetasi memiliki peran penting dalam mengurangi kecepatan angin.