Abstract:
Pemanfaatan atrium pada bangunan pusat perbelanjaan bertingkat dilakukan agar cahaya alami
dapat masuk ke dalam bangunan sepanjang hari. Pencahayaan alami melalui atrium memiliki
keterbatasan penetrasi pencahayaan alami sampai ke dalam bangunan. Jumlah cahaya matahari
yang masuk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (1) kondisi cahaya alami, (2) konfigurasi sistem
atap, (3) bentuk geometri penutup permukaan atrium, (4) elemen bidang pelingkup atrium, (5)
properti desain dari ruang berdampingan. Pusat perbelanjaan Paskal 23 dipilih sebagai objek
penelitian karena bangunan ini memiliki atrium dengan skylight yang sangat besar tetapi nilai faktor
pencahayaan alami pada ruang sekitar atrium berada dibawah standar. Atrium pada objek studi
memiliki plafon gantung penangkal sinar matahari yang menutupi 37.5% bagian skylight atrium
objek studi. Hal ini membuat skylight atrium hanya menerangi area atrium well (void). Disisi lain,
ruang di sekitar atrium bangunan ini memiliki warna plafon yang berbeda – beda pada setiap
lantainya.
Penelitian kali ini, akan membahas pengaruh warna dan reflektansi pada ruang sekitar atrium dan
plafon gantung penangkal sinar matahari pada performa pencahayaan alami (penetrasi dan
distribusi) Pusat Perbelanjaan Paskal 23. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
perbedaan warna plafon pada setiap lantai dimaksudkan untuk meratakan distribusi cahaya di ruang
sekitar atrium. Pada permukaan plafon dan keramik setiap lantai, warna diubah menjadi 3 warna
dengan nilai reflektansi yang berbeda – beda yaitu: putih (95%), abu tua (50%), dan hitam (0.02%).
Selain itu, konfigurasi jumlah plafon gantung penangkal sinar matahari akan diubah untuk
mengoptimalkan distribusi cahaya. Konfugurasi jumlah plafon akan dikurangi menggunakan
beberapa pola yang berbeda dengan persentase 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%.
Penelitian menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan eksperimental – simulasi digital dengan
menggunakan Rhinoceros dan Grasshopper untuk pembuatan model 3D. Honeybee dan Radiance
adalah perangkat lunak untuk menjalankan analisis pencahayaan alami pada model 3D objek studi.
Hasil akhir dari simulasi ini menunjukan bahwa pengaruh perubahan warna putih ke hitam,
menghasilkan perbedaan reflektansi 0.01 – 0.03% pada setiap lantai sehingga pada objek studi
hasil kurang maksimal. Sedangkan konfigurasi jumlah plafon gantung penangkal sinar matahari pada
bawah skylight atrium cukup berpengaruh pada nilai Average Daylight Factor per lantai. Dari hasil
analisis simulasi, pengaruh konfigurasi jumlah plafon gantung penangkal sinar matahari pada bawah
skylight atrium sebanyak 0%membuat nilai ADF pada lantai 2 memenuhi standar kenyamana visual
(2% - 5%). Sedangkan pada lantai 1 dan lantai 3 hasil simulasi perubahan kedua variabel
independen belum membuat nilai ADF pada kedua lantai tersebut mencapai standar kenyamanan
visual. Maka dari itu, diperlukan variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai ADF pada kedua
lantai tersebut, seperti menambahkan variabel proporsi dan ketinggian ruang pada sekitar atrium.
Perubahan reflektansi pada ruang sekitar atrium pada plafon dan lantai tidak signifikan.