Abstract:
Tektonika dalam arsitektur merupakan elemen konstruksi yang terkait dengan material, tujuan, dan pembangun dari suatu bangunan. Tidak berhenti disana, hasil dari penggabungan pemikiran abstrak (implisit/thinking) dan kemampuan membuat (eksplisit/making). Craftsmanship atau ketukangan juga berbicara mengenai bagaimana cara pengrajin berpikir dalam berkarya. Studi dilakukan untuk memahami proses ketukangan yang mempengaruhi pembentukan tektonika khususnya pada masa modern ini.
Oky Kusprianto (1977-2019) adalah arsitek prinsipal Studio Apta. Karya Studio Apta banyak menaruh perhatian terhadap material dan tektonika arsitektur. Melalui tektonika, karyanya menghadirkan liveliness ruang di cafe, petualangan di toko, dan solitude di hutan kota. Objek yang diambil merupakan Warung Citarasa Lembang, karena merupakan salah satu proyeknya yang eksperimental terhadap material. Artikulasi ekspresi beban antar sambungannya kuat dengan penampilan elemen yang jujur. Dengan demikian yang perlu diketahui adalah cara craftsmanship yang digunakan di Warung Citarasa yang berhubungan dengan thinking dan making.
Studi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara mendeskripsikan tektonika yang terbentuk dan bagaimana pembentukannya melalui proses ketukangan. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, studi pustaka dan wawancara. Tektonika terbagi menjadi tiga berdasarkan material utamanya, yaitu tektonika batu, besi, dan kayu. Hasilnya kemudian menjadi acuan dalam identifikasi ketukangan pada proses pembentukan tektonika tersebut. Pertama berdasarkan pengetahuan (thinking hand) yang terbagi lagi menjadi pengetahuan eksplisit dan implisit. Kemudian diidentifikasi lagi dengan ketrampilan (working hand) yang terbagi menjadi alat analog dan digital. Setelah itu, analisa mengenai aspek kolaborasi antar pelaku pembangun yang bertanggung jawab dalam pembentukan tektonika. Terakhir, hasil analisa ketiga aspek tersebut digabungkan untuk menganalisis proses ketukangan yang terjadi pada masing-masing tektonika.
Dari tahapan analisis yang sudah dilakukan, bisa disimpulkan bahwa tektonikanya terbagi berdasarkan materialitasnya, menjadi tiga, yaitu batu, besi, dan kayu. Semakin eksperimental dan minim pengalaman dalam membuat sambungannya Semakin eksperimental dan minim pengalaman dalam membuat sambungannya, akan banyak hubungan kolaborasinya diantara lain, strong communication dan shared ambition and vision. Kemudian banyaknya pengetahuan eksplisit dan pengalaman yang dimiiliki pada proses craftsmanship mendorong penggunaan ketrampilan digital. Pengaruhnya, proses kolaboratif sedikit terjadi karena alur pertukaran pengetahuan dan proses konstruksinya bersifat linear.