Abstract:
Melihat peluang pertumbuhan yang terjadi pada industri kosmetik di Indonesia, PT Martina Berto Tbk. sebagai salah satu perusahaan kosmetik lokal terbesar di Indonesia melakukan strategi pertumbuhan. Namun, pada tahun 2013 Perseroan mulai mengalami penurunan kinerja penjualan dan pendapatan yang apabila tidak diketahui penyebabnya akan menghalangi Perseroan dalam mencapai tujuannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah, yaitu apa saja tujuan dan bagaimana strategi pertumbuhan PT Martina Berto Tbk, bagaimana kinerja PT Martina Berto Tbk dan apa dampak dari strategi pertumbuhan yang telah dilakukan terhadap kinerja PT Martina Berto Tbk.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif. Sumber data yang dipakai pada penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka terhadap buku dan berbagai dokumen penting yang berhubungan dengan kebutuhan penelitian. Data yang diperoleh dianalisis melalui analisis strategi dan analisis kinerja yang kemudian dihubungkan untuk ditelusuri dampaknya. Analisis kinerja Perseroan dilakukan melalui analisis kinerja keuangan dan analisis kinerja non keuangan. Analisis kinerja keuangan yang dilakukan adalah analisis common size dan trend terhadap penjualan dan analisis rasio keseluruhan. Sedangkan analisis kinerja nonkeuangan dilakukan dengan menganalisis market share, employee turnover, top brand index dan corporate image index.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil yang diperoleh menggambarkan bahwa strategi pertumbuhan yang dilakukan PT Martina Berto Tbk. pada tahun 2012 hingga tahun 2015 adalah strategi backward integration melalui pembangunan pabrik baru, strategi market development melalui penambahan gerai baik di dalam maupun luar negeri, strategi product development dengan menciptakan produk dan varian baru serta strategi market penetration dengan menggencarkan kegiatan pemasaran. Berbagai strategi tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan Perseroan yang merupakan turunan dari visi dan misi Perseroan. Pada analisis kinerja Perseroan diperoleh bahwa Hasil Atas Aset (HAA) dan Hasil Atas Ekuitas (HAE) memiliki tren yang menurun bahkan memperoleh nilai yang negatif pada tahun 2015. Penjualan Perseroan berfluktuatif namun cenderung menurun dari tahun 2012 hingga tahun 2015. Market share Perseroan mengalami penurunan sebesar 1,39% dari tahun 2012 hingga tahun 2015. Top Brand Index bagi merek Sariayu berhasil memperoleh Top Brand dan berhasil masuk pada peringkat tiga besar. Employee turnover Perseroan mengalami kenaikan sebesar 0,55% dari tahun 2013 hingga tahun 2015, namun masih dalam persentase yang kecil. Corporate Image Index Perseroan berhasil meraih peringkat pertama pada tahun 2013 hingga tahun 2015. Berbagai strategi pertumbuhan yang dilakukan memberi dampak penurunan kinerja Perseroan secara keseluruhan. Penurunan kinerja yang terjadi juga dikarenakan kondisi-kondisi diluar perusahaan yang ternyata tidak sesuai dengan perkiraan. Pelaksanaan strategi pertumbuhan yang memerlukan dana yang cukup besar dikala kinerja keuangan yang menurun membuat kinerja Perseroan secara keseluruhan pun menurun. Pencapaian tujuan yang ditetapkan pun menjadi terhambat.
Saran yang dapat dianjurkan adalah: (1) Lebih meningkatkan penjualan Perseroan agar dapat memperoleh laba. (2) Melakukan evaluasi target pasar dari setiap merek agar dapat lebih memahami pasar saat ini. (3) Menunda terlebih dahulu kegiatan ekspansi Perseroan hingga kinerja membaik. (4) Melanjutkan strategi product development dengan mengikuti tren-tren bukan hanya di Indonesia namun juga tren-tren internasional.