dc.description.abstract |
Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan tertua di pulau Jawa. Pada era ini, pembangunan candi berkembang pesat. Kerajaan Mataram Kuno berdiri dibawah dua kekuasaaan wangsa. Pertama, oleh wangsa Sanjaya yang menganut ajaran Hindu. Kedua, oleh wangsa Sailendra yang menganut ajaran Buddha, namun pada pertengahan wangsa ini ajaran Hindu kembali masuk dan eksis dalam kehidupan rakyatnya. Wangsa atau dinasti yang ada melahirkan arsitektur candi yang dapat dibagi menjadi dua aliran, yaitu aliran Hindu dan aliran Buddha. Walaupun memiliki dua aliran yang berbeda, terdapat beberapa kejanggalan dari identitas arsitektur yang ada pada kedua candi tersebut. Hal yang pertama terlihat jelas adalah dari tata letak candi-candi tersebut, dimana kita dapat melihat beberapa candi Hindu dan Buddha yang letaknya berdekatan bahkan dalam satu kompleks percandian yang sama. Selain itu, diduga terdapat juga kesamaan beberapa elemen pada candi yang bercorak Hindu maupun Buddha pada masa itu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui relasi antara kedua aliran tersebut dalam pembangunan candi satu sama lain. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan kajian tipo-morfologi candi Hindu dan candi Buddha pada era Mataram Kuno, lalu membandingkan keduanya. Data dikumpulkan dengan cara observasi lapangan dan studi pustaka. Hasilnya ditemukannya persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam kajian tipo-morfologi arsitektur candi Hindu dan Buddha pada masa itu. Berdasarkan persamaan dan perbedaan tersebut, penulis menyimpulkan beberapa relasi yang terjadi antara ajaran Hindu dan ajaran Buddha terhadap perancangan candi Hindu dan Buddha pada era Mataram Kuno. Penulis menyimpulkan bahwa relasi dapat ditemukan pada aspek sosok dan ornamentasi, sedangkan perbedaan dapat ditemukan pada aspek tata massa dan tata ruang. Namun perlu ditegaskan bahwa ada kasus khusus dimana dapat ditemukan relasi antara kedua ajaran tersebut, yaitu pada candi Prambanan. Pada kasus ini, dapat dilihat bahwa terjadi pencampuran kedua ajaran tersebut dalam perancangan arsitekturnya. |
en_US |