Abstract:
Tahun 1962 merupakan babak baru bagi era industri dengan hadirnya pabrik baja TRIKORA, atau sekarang disebut PT. Krakatau Steel di Kota Cilegon. Kegiatan pengembangan pada kawasan industri PT. Krakatau Steel secara massal dimulai sejak tahun 1962 hingga tahun 2016, namun perencanaan pengembangan industri terus berjalan hingga saat ini. Sebagai efek domino dari pertumbuhan aktivitas industri yang disertai dengan bertambahnya laju pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan hunian pun semakin meningkat. Perumahan Arga Bajapura merupakan salah satu perumahan yang dibangun pada tahun 1995. Lokasi perumahan yang berdekatan dengan kawasan industri PT. Krakatau Steel mendorong pemilik untuk membuka usaha sewa rumah, kamar kos, serta rumah makan pada saat ini. Fungsi ruang pada hunian cenderung mengalami perubahan karena tuntutan kebutuhan akan hunian di sekitar kawasan industri PT. Krakatau Steel, sehingga ruang-ruang dengan fungsi hunian keluarga semakin tergeser dan berubah menjadi ruang-ruang dengan fungsi sewa dan usaha komersial secara menyeluruh. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif yang menganalisis perubahan fungsi ruang pada unit rumah di perumahan Arga Bajapura, Kota Cilegon yang sudah terbangun selama 25 tahun. Data tiap unit dikumpulkan dengan cara observasi
lapangan dan wawancara. Pada perumahan ini diambil 15 sampel unit rumah yang terlihat secara fisik melakukan perubahan fungsi ruang pada unit rumahnya. Penelitian ini membahas semua unit rumah yang disediakan oleh pengembang, yaitu tipe 36/200, 45/250, dan 54/300 untuk mengetahui perubahan fungsi ruang yang terjadi pada unit rumah sehingga dapat mengetahui pola perubahan fisik ruangnya. Perumahan Arga Bajapura dipilih karena memiliki tipe unit hunian dengan luas tanah yang luas dan bangunan yang relatif kecil, penghuni akan melakukan berbagai cara untuk memanfaatkan luas tanah agar tidak terbuang percuma, sehingga diharapkan perubahan yang terjadi pada unit rumah akan beragam. Metode analisis dilakukan dengan cara menganalisis fungsi ruang awal dengan fungsi ruang akhir. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 10 dari 15 sampel unit rumah melakukan perubahan fungsi ruang dengan penambahan kamar kos. Perubahan fungsi ruang paling banyak terjadi dalam bentuk penambahan kamar kos untuk disewakan, terutama pada unit rumah 36/200. Perubahan fungsi ruang cenderung mengalami peningkatan keberadaan (tidak ada menjadi ada). Hal ini dikarenakan oleh faktor kawasan industri mendorong laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan kebutuhan tempat tinggal mendorong pemilik untuk membangun kamar kos untuk disewakan.