Abstract:
Palembang merupakan kota tertua di Indonesia. Kota Palembang telah ada sebelum Belanda datang. Kota yang ada sejak lama ini mengalami proses perkembangan lebih panjang dari kota-kota lain di Indonesia. Palembang pada awal pertumbuhannya, merupakan kota yang memiliki dua nukleus, yaitu permukiman penduduk asli dan permukiman kaum pendatang yang letaknya terpisah dan berorientasi ke perairan menurut Widodo, Johannes (2004). Permukiman di Kota Palembang awalnya, permukiman penduduk asli berada di Seberang Ilir dan permukiman penduduk pendatang di Seberang Ulu yang terpisah oleh keberadaan Sungai Musi. Permukiman ini mengalami perkembangan hingga menjadi bentuk seperti sekarang. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan (morfologi) sebuah permukiman serta elemen permukiman apa saja yang hilang atau dipertahankan oleh warga sekitar. Elemen permukiman yang dilihat perubahannya adalah pola tata massa, pola sirkulasi, pola orientasi, dan elemen fisik primer. Untuk mengetahui perkembangan perlu membandingkan elemen-elemen permukiman itu berdasarkan peta terlama yang dapat ditemukan, yaitu peta tahun 1819 hingga peta tahun 2020. Selain dengan data arsip, data lain bersumber dari observasi langsung ke permukiman tepian Sungai Musi, wawancara dengan warga. Diperoleh kesimpulan bahwa massa perumahan bertumbuh secara pesat dan tidak lagi terdapat dua nukleus permukiman dan orientasi ke perairan.