Abstract:
Pendekatan sensori dalam pembentukan pengalaman ruang merupakan strategi dalam membentuk sebuah atmosfir ruang yang memiliki karakteristik tertentu. Pengalaman ruang terbentuk dari multi sensori manusia yang bekerja sama secara pararel untuk merasakan ruang. Kerry Hill mengatakan bahwa untuk membentuk sebuah pengalaman spasial diperlukan respon konstan dari indra pengelihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan. Kerry Hill menyatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas pengalaman ruang, dibutuhkan pendekatan intuitif daripada pendekatan teoritis. Studi dilakukan pada salah satu karya Kerry Hill di Indonesia, yaitu Alila Ubud atau pada era pembuatannya diberi nama Chedi Ubud. Karya Alila Ubud ini salah satu peninggalan karya Kerry Hill yang sangat ikonik, dengan pendekatan sekuensi ruang yang sangat unik. Alila ubud yang terletak pada area tebing dan memiliki kontur yang cukup curam, memberikan keutungan pada desain untuk dapat mengeksplorasi susunan massa bangunan menjadi sekuensial dan berlapis. Metode yang difokuskan dalam penelitian ini adalah deskriptif-naratif, dengan pendekatan sensori pada pengalaman ruang. Dengan kajian teori mengenai sensori dan prinsip spasial ruang , data – data yang diambil secara observasi lapangan di analisa secara naratif Sehingga analisa ini bersifat kualitatif (intangible). Penelitian dilakukan dengan data elemen fisik spasial pada Alila Ubud yang didukung dengan wawancara secara online kepada pihak Kerry Hill Arhitects. Dari hasil Analisa ini kesimpulan dilakukan secara naratif dengan fokus untuk menunjukan seperti apa pengalaman ruang yang terjadi pada ruang publik Alila Ubud. Setelah menyimpulkan seperti apa kualitas pengalaman ruang berdasarkan prinsip spasial ruang, dilihat elemen apa saja yang membentuk ruang- ruang tersebut untuk memiliki pengalama ruang seperti itu. Dan pada kesimpulan akhir dikaitkan dengan pengalaman sensori pengguna ruang yang dinarasikan apa saja indra yang paling berperan dalam pengalaman ruang yang ada pada Alila Ubud.