dc.description.abstract |
Danau Toba telah menjadi salah satu destinasi super prioritas Indonesia yang juga telah resmi masuk ke dalam UNESCO Global Geopark yang menjadikannya semakin dikenal di dunia sehingga harus terus dijaga dan dilestarikan. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi sumber ekonomi negara Indonesia. Di akhir tahun 2019 kemarin, pemerintah sedang gencar – gencarnya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata dengan target 20 juta wisatawan berkunjung ke Indonesia. Pengembangan pada destinasi prioritas tak hanya berdampak bagi lingkungan, sosial, dan budaya yang terjaga namun juga memberi peluang ekonomi pada masyarakat lokal desa wisata yang ada di Indonesia. Salah satu desa di Pulau Samosir, Huta Siallagan, merupakan kampung yang dikenal sebagai awal permulaan peradaban penegakan hukum di Samosir. Desa wisata ini memiliki “batu persidangan” berusia 500 tahun lebih yang menjadi salah satu objek wisata budaya tempat ini. Walaupun Batu Persidangan telah terjaga selama ratusan tahun dan menjadi minat para wisatawan, sebagai salah satu situs sejarah yang termasuk kedalam geosite pada Geopark Kaldera Toba, Batu Persidangan perlu dipertahankan keberlanjutannya. Melihat pemerintah ingin menerapkan pariwisata berkelanjutan, kampung ini dapat dijadikan objek studi untuk membahas keberlanjutan pariwisata dalam bentukan arsitektur pada desa wisata. Tujuan studi ini adalah untuk mengatahui nilai – nilai arsitektur berkelanjutan yang terdapat pada Huta Siallagan sehingga akan diketahui keberlanjutan arsitektur dari permukiman tradisional pada Huta Siallagan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan melakukan pendataan di lapangan mengenai kondisi non fisik maupun fisik arsitektur Kampung serta studi literatur arsitektur berkelanjutan dan permukiman tradisional Batak Toba yang nantinya akan dianalisa dan ditemukan faktor – faktor yang membuat Huta Siallagan dapat bertahan dalam menjaga objek bersejrah dan permukimannya melalui parameter yang telah distudi. Beberapa faktor yang ada mungkin dipengaruhi dari fisik arsitektur, tradisi, serta gaya hidup masyarakat setempat. Hal ini dapat menjadi pertimbangan untuk keberlanjutan arsitektur pada Huta Siallagan yang memiliki warga dengan adat Batak Toba yang masih kuat. |
en_US |