dc.description.abstract |
Seni pertunjukan merupakan sebuah seni yang memerlukan wadah untuk melakukan kegiatan pertunjukan. Gedung kesenian merupakan sebuah wadah yang diperuntukkan untuk para seniman menunjukkan hasil karyanya kepada masyarakat, melakukan diskusi tentang karya seni, pelatihan, dan sebagainya. Gedung Kesenian Rumentang Siang merupakan gedung kesenian utama di Kota Bandung dan termasuk salah satu dari bangunan cagar budaya. Pada awalnya gedung ini hanya diperuntukkan sebagai ruang pertunjukan opera, yang kemudian beralih fungsi menjadi gedung kesenian. Sekarang Gedung Kesenian Rumentang Siang lebih banyak digunakan untuk pertunjukan teater, meskipun demikian pertunjukan opera masih diizinkan untuk diadakan dalam gedung, dengan persyaratan bahwa seluruh kegiatan pertunjukan yang ditampilkan dalam gedung harus memiliki unsur cerita atau dialog didalamnya, karena pertunjukan yang hanya berupa musik atau tarian saja tidak diperizinkan untuk ditampilkan di gedung ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah kualitas akustik dalam ruang pertunjukan Gedung Kesenian Rumentang Siang sudah cukup ideal untuk mengakomodasi fungsi teater dan opera, dan mengetahui penyesuaian apa yang harus dilakukan untuk mendukung kualitas akustik dalam ruang pertunjukan agar dapat
mengakomodasi kedua fungsi dalam sebuah ruang, tetapi tetap sesuai kebutuhan masing-masing fungsi. Penelitian menggunakan metode evaluatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan cara mengevaluasi keadaan ruang akustik Gedung Kesenian Rumentang Siang dan membandingkannya dengan teori akustik ideal untuk sebuah ruang akustik. Data dikumpulkan dengan cara observasi lapangan dan studi pustaka. Data berupa tingkat kekerasan bunyi, kemerataan bunyi, perhitungan waktu dengung, cacat akustik, bising, dan penggunaan material dalam ruang. Analisis data yang didapat dalam ruang pertunjukan dikaitkan dengan teori bentuk ruang dan persyaratan akustik ruang ideal untuk mencari tahu apa yang mempengaruhi kualitas akustik dalam sebuah ruang pertunjukan, khususnya opera dan teater. Hasilnya adalah nilai waktu dengung yang dihasilkan dalam sebuah ruang akustik sangat dipengaruhi oleh penggunaan material, bentuk ruang – bentuk bangunan, dan bentuk ruang – volume ruang. Nilai waktu dengung yang dihasilkan ini akan sangat mempengaruhi kualitas akustik yang dihasilkan oleh sebuah ruang, untuk fungsi teater dan opera keduanya memiliki syarat waktu dengung yang berbeda namun relatif lebih pendek jika dibandingkan untuk ruang dengan fungsi musik. Sehingga dibutuhkan banyaknya penyesuaian dalam ruang, terutama penyesuaian penggunaan material akustik dalam ruang agar dapat mengakomodasi sesuai kebutuhan fungsi ruang. |
en_US |