Abstract:
Desa Huta Bolon merupakan salah satu kawasan permukiman tepian air di kawasan Danau Toba. Desa yang terletak di Kecamatan Panguruan, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara ini memiliki pariwisata yang terkenal, yakni Pantai Pasir Putih Parbaba. Kawasan pantai ini diresmikan pada tahun 2006 oleh Deputi Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga. Setelahnya, kawasan wisata Pantai Pasir Putih Parbaba berkembang pesat diiringi oleh munculnya berbagai wahana rekreasi air. Kesuksesan kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba sebagai kawasan wisata tak terlepas dari pengaruh warga Desa Huta Bolon yang menjadi penggerak pembangunan kawasan. Pembangunan yang
terbilang cepat tersebut membuat terjadinya perubahan karakteristik permukiman Desa Huta Bolon menuju arah yang kurang memenuhi kaidah arsitektur. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari dan mendalami karakteristik kawasan permukiman Desa Huta Bolon, bagaimana pengaruhnya terhadap pariwisata Pantai Pasir Putih Parbaba, dan apa perubahan yang terjadi pada kawasan sebelum dan setelah adanya pariwisata pantai. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam keberlanjutan dan keberlangsungan pariwisata serta pembangunan di Desa Huta Bolon. Penelitian menggunakan metode dengan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan karakteristik permukiman Desa Huta Bolon dan membandingkan dengan teori karakteristik permukiman tepian air. Data kawasan permukiman Desa Huta Bolon dikumpulkan dengan cara observasi lapangan dan pemetaan, wawancara, studi pustaka, dan diskusi kelompok. Hasil pemetaan kemudian dibagi ke dalam 4 segmen kawasan untuk memudahkan dalam penempatan lokasi data bangunan terkait. Hasil penelitian menemukan bahwa karakteristik permukiman tepi air di Desa Huta Bolon dipengaruhi oleh aspek fisik dan non-fisik yang menyebabkan desa ini dari segi permukimannya memiliki pola menyebar, struktur ruang berbentuk linear dan cluster, penataannya tidak memiliki zoning khusus, pembangunannya bersifat organis, dan terbagi menjadi kawasan permukiman dan wisata. Kawasan wisata memiliki kepadatan yang lebih tinggi karena pengembangan Desa Huta Bolon berfokus pada daerah wisata Pantai Pasir Putih Parbaba. Adapun penataan permukiman Suku Batak Toba, yakni huta yang tidak mengikuti prinsip orisinilnya. Dari segi bangunannya, kawasan ini memiliki langgam Ruma/Jabu Bolon, Ruma Epper (bangunan lama), dan bangunan modern (bangunan baru), yang sistem strukturnya berupa rumah panggung dan non-panggung. Orientasinya didominasi menghadap arah barat dan timur sehingga iklim dan cuaca disikapi melalui pembayangan menggunakan kanopi, teritis, atap yang tinggi, ataupun vegetasi. Penataan aspek sarana-prasarana pada kawasan pantai menjadi penting karena dapat mempengaruhi tampilan visual, kenyamanan, keamanan, kemudahan, dan kesehatan wisatawan dalam beraktivitas di kawasan tersebut. Maka dari itu, citra kawasan wisata Pantai Pasir Putih Parbaba yang merupakan representasi dari kawasan Desa Huta Bolon dapat mempengaruhi jumlah wisatawan. Adapun temuan mengenai perubahan yang terjadi antara kawasan lama dan baru di Desa Huta Bolon ditemukan pada kondisi geografis, permukiman, langgam, dan citra kawasan. Perubahan tersebut disebabkan oleh terdapatnya fenomena perubahan daerah tepian air, perubahan citra kawasan setempat, dan efek dari pariwisata.