dc.description.abstract |
Indonesia adalah negara dengan ragam budaya. Kebudayaan adalah salah satu bentuk dari jati diri suatu bangsa. Tidak sedikit kebudayaan yang ada merupakan percampuran dari budaya luar dan melebur menjadi satu yang disebut sebagai alkulturasi budaya. Alkulturasi suatu budaya setempat dapat dilihat dari simbol-simbol yang melekat pada bangunan Masjid Rao – Rao yang terletak di Jalan Raya Batusangkar Bukittinggi, Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Masjid Rao – Rao dibangun tahun 1905 dan selesai tahun 1914, diperbaiki pada tahun 1963. Bentuk fisik Masjid Rao – Rao memiliki budaya lokal yang sangat kuat, seperti adanya atap gonjong pada menara masjid bagian belakang. Atap gonjong merupakan atap tradisional rumah Minangkabau. Pemaknaan bangunan berdasarkan teori bentuk dan makna merupakan suatu bentuk upaya untuk mencari ekspresi yang terkandung dalam Masjid Rao-Rao dengan atap gonjong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna simbolik pada akulturasi arsitektur Masjid Rao – Rao, Tanah Datar Sumatera Barat. Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari unsur akulturasi yang terdapat pada bangunan Masjid Rao – Rao, Tanah Datar Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yaitu mendeskripsikan eksisting Masjid Rao – Rao dan membandingkannya dengan kajian pustaka. Data Masjid Rao – Rao diperoleh dengan cara observasi langsung. Data berupa denah, foto, dan video. Urutan metode penelitian antara lain terdiri dari mencari isu dan permasalahan, menentukan kasus studi, menyusun kerangka penelitian, membuat analisa dan studi banding, dan kesimpulan penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan makna simbolik pada percampuran budaya, baik budaya lokal ( Minangkabau ) maupun budaya modern. Akulturasi arsitektur pada Masjid Rao – Rao sangat terlihat dari bentuk fisik bangunannya. Pada masjid ini juga terdapat ukiran pada setiap dindingnya, serta masjid ini tidak berwarna hijau seperti pada masjid umumnya karena konsep awal saat pembangunan masyarakat sekitar menerima semua budaya. Unsur lokal sangat jelas terlihat dari atap gonjong, di mana masyarakat Minangkabau tetap tidak melupakan unsur budayanya. |
en_US |