Abstract:
Perkembangan bisnis properti di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perlambatan. Salah satu penyebab perlambatan sektor industri ini selain adanya krisis global, juga disebabkan oleh adanya kebijakan baru dari Bank Indonesia mengenai peningkatan tingkat bunga acuannya. Bank Indonesia sebagai lembaga penjaga stabilitas perekonomian negara, harus mengambil beberapa langkah kebijakan moneter seperti menaikkan atau menurunkan nilai SBI. Bank Indonesia meningkatkan tingkat SBI-nya menjadi 7,75% yang merupakan titik tertingginya pada tahun 2014. Langkah ini dilakukan untuk melawan inflasi tinggi, defisit transaksi dan mengatasi ketidakjelasan iklim internasional karena adanya pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat. Peningkatan tingkat SBI ini memengaruhi salah satunya sektor properti di Indonesia dengan aturan loan-to-value yang baru. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil analisis kinerja keuangan masing-masing perusahaan pada industri subsektor properti menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis laporan arus kas serta bagaimana hasil analisis posisi keuangan masing-masing perusahaan pada industri subsektor properti jika dibandingkan dengan rata-rata industri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan sehingga dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik dalam situasi saat ini.
Untuk mencapai hasil penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif sebagai metode penelitian dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan. Jenis data dari penelitian ini merupakan analisis data sekunder yang diperoleh dengan studi kepustakaan melalui buku teori maupun berita-berita yang dipublikasikan melalui media massa. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran atau mendeskripsikan setting, subjek, dan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung secara apa adanya dengan cara mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan data yang diperoleh dan membuat satu simpulan dari hasil penelitian tersebut. Pada penelitian ini, penulis tertarik untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan industri properti yang terdaftar dalam Indeks LQ-45 dan dibandingkan dengan kinerja keuangan seluruh industri subsektor properti yang terdaftar di BEI periode 2012-2015.
Hasil dari penelitian serta pembahasan yang dilakukan adalah bahwa perusahaan yang memiliki kinerja terbaik adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk meski pun perusahaan masih harus memperhatikan pengeluaran biaya perusahaan. Perusahaan dengan kondisi likuiditas terbaik di industri adalah PT Lippo Karawaci Tbk namun perusahaan harus memperhatikan penggunaan utang yang terlalu banyak sehingga kemampuan membayar bunga perusahaan tersebut rendah. Sedangkan melalui analisis arus kas, belum ada perusahaan yang mampu memperoleh kas dari aktivitas operasi dan mengalami peningkatan kas secara berkelanjutan. Oleh sebab itu, pengelolaan kas perusahaan sudah cukup baik sehingga hal yang masih harus diperhatikan adalah kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan karena hasil analisis rasio keuangan yang masih buruk.