Ekstraksi dan karakterisasi pektin dari kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sugih, Asaf Kleopas
dc.contributor.advisor Prasetyo S., Susiana
dc.contributor.author Kriyastha, Gisela
dc.date.accessioned 2020-09-21T04:27:23Z
dc.date.available 2020-09-21T04:27:23Z
dc.date.issued 2020
dc.identifier.other skp39568
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/11183
dc.description 4477 - FTI en_US
dc.description.abstract Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah pendatang dari Amerika yang tumbuh baik di daerah beriklim tropis hingga subtropis, seperti Indonesia. Produksi buah naga yang terus meningkat di Indonesia dengan rata-rata peningkatan 8,46% setiap tahunnya. Tingginya konsumsi daging buah naga tidak sebanding dengan pemanfaatan kulitnya; yang mencakup 30-35% berat total buah naga sehingga kulit buah naga hanya sebatas menjadi limbah organik saja yang seringkali terbuang percuma . Hal ini sangat disayangkan karena kulit buah naga berpotensi sebagai sumber pektin dengan kandungan sebesar 15-16 % (basis kering); lebih besar dari kandungan pektin dalam beberapa sumber pektin lainnya, seperti kulit apel yang sering digunakan sebagai sumber pektin komersial. Pektin banyak digunakan di berbagai industri sebagai bahan pengental (gelling agent), emulsifier, dan bahan penstabil (stabilizer). Pemanfaatan kulit buah naga sebagai salah satu sumber pektin menjadi alternatif pengembangan pemanfaatan limbah kulit buah naga sekaligus menstimulasi pengembangan industri pektin komersial di Indonesia yang saat ini belum ada. Isolasi pektin dari mesokarp kulit buah naga dilakukan secara konvensional menggunakan metode ekstraksi padat-cair dengan teknik maserasi dan pengontakan secara dispersi. Pelarut yang digunakan adalah pelarut air yang diasamkan dengan HCl (10%-v/v). Pemurnian pektin dilakukan dengan pengendapan menggunakan larutan etanol 96% sehingga diperoleh endapan pektin yang kemudian dikeringkan hingga diperoleh produk berupa bubuk pektin. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan percobaan 2 level faktorial untuk screening variable; dengan 3 faktor yang divariasikan, yaitu: pH ekstraksi sebesar 1,5 dan 3; temperatur ekstraksi sebesar 70 dan 90 oC; serta rasio massa umpan terhadap volume pelarut sebesar 1:9 dan 1:12; dilanjutkan dengan kondisi optimum ekstraksi pektin menggunakan Central Composite Design dengan 5 tempuhan center point dan 8 tempuhan bukan center point. Respon yang diamati berupa perolehan pektin. Karakterisasi produk pektin yang diperoleh meliputi kadar air, berat ekivalen, kadar metoksil, kadar asam anhidrogalakturonat, dan derajat esterifikasi. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa variabel yang paling berpengaruh pada kondisi ekstraksi pektin adalah temperatur dan rasio massa umpan terhadap volume pelarut. Kondisi optimum untuk ekstraksi pektin didapatkan pada kondisi pH, temperatur, dan rasio massa umpan terhadap volume pelarut sebesar 1,5; 95oC; dan 1:11,35; yakni dengan yield pektin sebesar 15,3%; serta berat ekivalen (6,0 x102 mg), kadar metoksil (10,2%), kadar anhidrogalakturonat (87,2%), dan derajat esterifikasi (66,5%) yang sesuai dengan standar pektin. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.subject ekstraksi pektin en_US
dc.subject mesokarp kulit buah naga en_US
dc.subject temperatur en_US
dc.subject pH en_US
dc.subject rasio pelarutumpan en_US
dc.title Ekstraksi dan karakterisasi pektin dari kulit buah naga (Hylocereus polyrhizus) en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2016620072
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0404077508
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0410087502


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account