dc.description.abstract |
Arsitektur memiliki kapasitas untuk menyampaikan makna yang dapat ditankap oleh
penggunanya, salah satunya melalui simbol. SImbol dalam arsitektur berperan sebagai bahasa agara makna yang disampaikan dapat diterima oleh pengguna melalui elemen-elemen fisik arsitektural. Salah satu jenis bangunan yang erat kaitannya dengan menggunakan simbol untuk menyampaikan makna adalah bangunan ibadah. Salah satunya adalah masjid. Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat muslim untuk melaksanakan ritual sholat maupun kegiatan keagamaan lainnya. Sesungguhnya tidak ada aturan yang benar-benar mengikat arsitektur masjid namun seakan terdapat pembakuan tentang arsitektur masjid yakni penggunaan elemen-elemen seperti kubah, minaret, dll. Elemen-elemen tersebut sudah menjadi identitas yang kuat bagi bangunan dengan fungsi masjid maupun dengan fungsi yang berkaitan dnegan agama Islam. Sejak Islamic Modernism yang bertujuan untuk memurnikan dan mengembalikan praktik agama ke sumber utamanya yaitu Al-Quran dan Sunnah, mulai bermunculan masjid-masjid
kontemporer yang menolak penggunaan elemen-elemen tidak penting. Tujuan studi ini adalah mengetahui apa saja sesungguhnya simbol-simbol yang menjadi penting dalam arsitektur masjid tanpa mengacu pada arsitektur masjid tradisional, sehingga arsitektur masjid dapat lebih kembali kepada esensinya. Objek penelitian merupakan salah satu
masjid kontemporer yang tidak menggunakan elemen-elemen arsitektur yang dianggap menjadi identitas masjid bagi orang awam. Oleh karena itu penelitian ini ingin melihat apakah pengguna dapat menangkap simbol-simbol yang ditentukan pada tiap-tiap lingkup objek penelitian yaitu Masjid Rest Area Banjaratma. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi langsung ke lapangan, serta wawancara terhadap pengguna masjid serta wawancara dengan pihak perancang. |
en_US |