dc.description.abstract |
Cahaya merupakan aspek penting dalam kehidupan. Cahaya membantu manusia dalam melihat, terutama di malam hari. Cahaya sendiri sangat dibutuhkan dalam dunia arsitektur. Menjadikan sebuah ruang fungsional merupakan tujuan utama dari penerapan cahaya di dalam arsitektur, setelah tujuan tersebut tercapai, pencahayaan sendiri berfungsi untuk menambah nilai estetika dalam sebuah ruang. Tujuan pencahayaan buatan untuk memperindah suatu ruang merupakan tujuan sekunder dari sebuah cahaya. Tujuan pencahayaan untuk memperindah bangunan perlu diperhatikan guna menarik pengunjung maupun untuk memepermudah identifikasai bangunan dalam segi kawasan. Pencahayaan buatan pada bangunan diharapkan dapat memvisualisasikan bangunan dengan baik di malam hari. Elemen arsitektur yang terdapat pada bangunan yang merupakan karakteristik bangunan sudah semestinya dapat ditonjolkan dengan adanya pencahayaan buatan. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan sistem pencahayaan buatan pada bangunan Tugu Kunstkring Paleis sudah memenuhi tugasnya dalam memvisualisaikan karakteristik arsitektur dengan baik dan bagaimana kesesuaian penerapan sistem pencahayaan buatan pada bangunan dengan persyaratan yang berlaku untuk bangunan cagar budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif, data diperoleh dari studi literatur, pengamatan langsung ke lapangan, wawancara, serta dari kuisioner yang disebar kepada pengamat yang memiliki pengetahuan dasar dalam bidang arsitektur. Diperoleh kesimpulan bahwa sistem pencahayaan buatan yang diterapkan pada bangunan masih belum maksimal dalam memvisualisasikan karakteristik arsitektur bangunan. Namun, penerapan pencahaaan buatan sudah cukup mengikuti beberapa poin yang dijabarkan guna menjaga keaslian bangunan yang termasuk sebagai bangunan cagar budaya golongan A. |
en_US |