Abstract:
Penambahan jumlah penduduk memberi dampak pada kebutuhan lahan hunian yang meningkat. Untuk itu, banyak lahan di sekitar kota besar yang dibangun menjadi kota satelit atau kota penunjang yang mencakup area permukiman, komersial, rekreasi, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain. Kota Satelit Darmo Surabaya merupakan sebuah kota satelit yang dibangun di Barat Pusat Kota Surabaya seluas 600 hektar yang dikembangkan oleh tiga perusahaan pengembang lahan. Dari luasan 600 hektar ini
dibangun sebuah area komersial berbentuk segi delapan dengan luas 88 hektar, namun area ini tidak berkembang seperti yang diharapkan dan hingga saat ini masih banyak lahan kosong yang belum terbangun. Penelitian ini menjabarkan faktor-faktor arsitektur yang menjadi sorotan, yaitu zoning, aksesibilitas dan jarak, aktivitas dan elemen bangunan pada ruang luar area, serta area hijau dalam perumahan dan area hijau kota. Dari faktor-faktor yang dijabarkan, dilakukan analisis untuk menemukan faktor yang memberikan pengaruh terhadap masalah perkembangan area komersial ini dan bagaimana faktor tersebut mempengaruhi objek yang bersangkutan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor arsitektur yang paling memberikan pengaruh terhadap perkembangan area komersial dan dilakukan dengan mengevaluasi Kota Satelit secara garis besar dan membandingkan area dengan teori terkait. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode. Dalam mempelajari latar belakang dan interaksi area komersial dengan area permukiman digunakan metode kasus, kemudian hasil yang didapatkan menjadi salah satu faktor dugaan sebagai sebab dalam metode kausal-komparatif, yang mengakibatkan masalah pada perkembangan area komersial. Dari hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa faktor zoning merupakan faktor yang memberikan dampak terbesar dan menjadi akar dari permasalahan pada faktor lain, konsep zoning Kota Satelit memang sudah jelas, namun kurang mempertimbangkan dampak dari luar tapak yang direncanakan, pembagian divisi fungsi bangunan di dalam area komersial juga menyebabkan sirkulasi yang membingungkan. Faktor zoning juga mengakibatkan jarak yang terlalu jauh dari perumahan menuju area komersial. Selain itu elemen bangunan di sekeliling zona komersial berperan menjadi elemen pembatas yang memisahkan aktivitas publik di lapisan terluar dengan aktivitas di dalamnya sehingga area komersial menjadi tertutup. Untuk itu direkomendasikan bagi pihak pengelola area komersial di hari kemudian untuk membangun strategi yang baik dan menggunakan konsep zoning yang tepat untuk suatu perumahan.