Abstract:
Arsitektur sebagai pembentuk identitas atau karakter sebuah kota yang mencerminkan kebudayaan manusia setempat turut berperan dalam membentuk Bandung menjadi sebuah kota. Karakter yang melekat pada kota Bandung akan peradaban bangsa koloni hingga saat ini masih dapat dirasakan terutama jalan Braga yang merupakan pusat kegiatan ekonomi masyarakat Eropa pada masanya, namun sebagai sesuatu yang berdiri ditengah perubahan yang terus berlangsung, identitas atau karakter tersebut tak terhindar dari erosi identitas atau karakter yang disebabkan oleh tumbuhnya bangunan baru dikawasannya. Arsitektur kolonial dengan langgam Art Deco mewarnai jalan Braga yang mencerminkan kebudayaan bangsa koloni yang hingga saat ini karakter tersebut masih melekat di jalan Braga. Dalam mempertahankan identitas atau karakter sebuah wilayah, pembangunan bangunan baru perlu memperhatikan aspek kontekstualitas terhadap bangunan lama yang telah ada lebih dulu di kawasan tersebut. Arsitektur kontekstual selalu berhubungan dengan kegiatan konservasi bangunan kuno-bersejarah karena berusaha mempertahankan identitas atau karakter sebuah bangunan atau kota yang bernilai historis. Karya arsitektur yang memperhatikan aspek kontekstualitas akan memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam mempertahankan kualitas lingkungan yang memiliki ciri, karakter dan identitas yang mewakili kebudayaan manusia setempat. Bangunan Sarinah adalah salah satu bangunan peninggalan masa kolonial Belanda yang turut berperan dalam membentuk identitas dan karakter kota Bandung khususnya di jalan Braga. Nilai-nilai yang melekat pada bangunan Sarinah menjadikan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya. Bangunan Sarinah kini dikonservasi dan dimanfaatkan dengan dibangun sebuah fungsi hotel yang berada dibelakangnya, hotel tersebut bernama hotel deBraga. Dengan hadirnya hotel deBraga yang turut berkontribusi dalam melengkapi kegiatan revitalisasi atau menghidupkan kembali jalan Braga, diharapkan bangunan tersebut dapat menciptakan kesinambungan antara bangunan lama dengan bangunan baru dalam rangka mempertahankan identitas atau karakter jalan Braga. Penelitian ini bermaksud mengungkap sampai sejauh mana aspek kontekstualitas yang tertuang dalam pembentukan identitas atau karakter pada karya arsitektur hotel deBraga dalam mencapai perancangan yang memiliki kesinambungan antara bangunan lama dengan bangunan baru dan mengevaluasi sampai sejauh mana aspek kontekstualitas dapat tercermin dalam bentuk, ornamen, dan material pada bangunan hotel deBraga dalam mencerminkan identitas atau karakter lingkungan jalan Braga. Hasil dari penelitian ini adalah hotel deBraga termasuk ke dalam kategori kontekstual uniformity. Berdasarkan hasil penelitian, hotel deBraga merespon konteksnya melalui bentuk dan komposisi massa bangunan. Hotel deBraga terdiri dari dua massa, yaitu massa podium yang merupakan lantai dasar hingga lantai 3 dan massa tower hotel yang meruapakan lantai 4 hingga lantai atap. Setiap massa memiliki perannya tersendiri dalam merespon konteks lingkungan Jalan Braga. Massa podium secara bentuk dan proporsi mengacu pada bangunan Sarinah, massa podium memiliki tampilan streamline art deco yang serupa dengan Gedung DENIS. Sementara massa tower hotel secara bentuk dan proporsi berusaha merespon iklim lingkungan dan memiliki tampilan yang ‘sederhana’ serupa dengan bangunan Sarinah.