Abstract:
Karakteristik arsitektur merupakan sesuatu yang menjadikan suatu pembeda antara arsitektur satu dan lainnya, karakteristik arsitektur banyak muncul pada langgam-langam arsitektur, tidak terkecuali arsitektur jengki. M Bloc Space Jakarta merupakan ruang publik baru yang berlokasi di Kebayoran Baru, dahulu berfungsi sebagai rumah dinas milik Perum Peruri yang dibangun tahun 1950an, namun sejak tahun 2007 bangunan ini tidak digunakan. Tahun 2018 akibat adanya pembangunan Moda Raya Terpadu Jakarta yang melintasi bangunan ini, diinisiasikanlah renovasi dan pengalihan fungsi bangunan menjadi ruang publik dan retail. Arcadia sebagai perencana menduga ada pengaruh langgam arsitektur jengki pada bangunan karena bangunan terletak di
Kebayoran Baru, sehingga perancangan arsitekturnya berupaya mengembalikan karakteristik arsitektur jengki dengan maksud agar pengguna di masa depan dapat menjadikan bangunan sebagai sarana bernostalgia. Nostalgia dalam pelestarian arsitektur merupakan upaya melestarikan bangunan bersejarah dengan mengubah atau membuat baru karakteristik bangunan yang mengingatkan pada masa lalu. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat seperti apa karakteristik arsitektur jengki yang merupakan hasil dari pelestatian berbasis nostalgia atau nostalgic restoration. Penelitian ini menggunakan metoda penelitian deskriptif dan analitik dengan pendekatan kualitatif. Peneliti memadukan pemahaman mengenai karakteristik arsitektur yang mengacu pada pendapat karakteristik arsitektur Habraken dengan karakteristik arsitektur jengki yang dikemukakan para ahli, kemudian melihatnya sebagai hasil dari suatu pelestarian arsitektur, setelahnya kemudian di analisis secara kritis dengan pandangan-pandangan tentang pelesarian arsitektur yang berbasis nostalgia. Hasilnya dari penelitian ini yaitu benar bahwa bangunan retail M Bloc Space Jakarta terpengaruh oleh arsitektur jengki karena terlah diidentifikasi melalui analisis karakteristik, sebagian pula terpengaruh oleh prinsip-prinsip arsitektur modern. Bangunan retail ini dilestarikan dengan beberapa gabungan tindakan pelestarian seperti preservasi, restorasi, renovasi, penggunaan ulang adaptif (adaptive reuse) dan replikasi. Karakteristik arsitektur jengki yang merupakan hasil dari pelestarian berbasis nostalgia adalah materialnya dan lubang udara pada dinding gavel yang dipreservasi, kemudian kolom pada bagian entrance M Bloc Space yang merupakan elemen baru,
elemen kolom ini merupakan elemen yang paling menonjol, sebagai penegas karakteristik arsitektur jengki pada bangunan dan merupakan hasil dari tindakan replikasi. Walaupun replikasi dan pembangunan elemen baru itu merupakan tindakan pelestarian yang radikal, hal tersebut tetap dilakukakan karena bangunan belum berstatus sebagai bangunan eagar budaya. Sesuai dengan pandangan pelestarian arsitektur berbasis nostalgia bahwa membuat elemen baru pada bangunan bersejarah yang dimaksudkan sebagai pengingat masa lampau sebagai sarana nostalgia masih
dimungkinkan dalam pelestarian arsitektur selama masih bersandar pada pertimbangan sejarah, dalam hal ini arsitek bersandar pada perkembangan arsitektur jengki di Kebayoran Barn tahun 1950an. Dalam kasus ini, pelestarian berbasis nostalgia atau nostalgic restoration dinilai dapat menjadi alternatif dalam melestarikan bangunan yang diduga maupun bangunan eagar budaya pada masa modern ini. Hal itu juga dilakukan untuk membuat kita sadar bahwa bangunan usang atau reruntuhan (ruins) masih memiliki jiwa reruntuhannya (spirit of ruins) yang mesti dilestarikan dan
dihidupkan kembali agar dapat menginspirasi generasi mendatang.