Abstract:
Seiring dengan lesunya dunia perekonomian di Indonesia banyak cara yang dilakukan oleh para pengusaha garment. Mulai dari memberikan diskon sampai dengan membuat acara khusus guna untuk mendongkrak penjualan. Namun kondisi industri garment semakin mengalami kendala sejak adanya paket kebijakan ekonomi yang dirilis oleh pemerintah. Paket kebijakan ekonomi untuk merumuskan peningkatan upah minimum nyatanya tidak mendorong penjualan namun membuat para pengusaha garment terancam. Karena industri garment sangat bergantung pada sumber daya manusia dan merupakan industri padat karya, di mana kenaikan penjualan nyatanya lebih rendah dibandingkan kenaikan biaya gaji sendiri.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Penelitian ini ditujukan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data secara sistematis. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai objek yang diteliti agar dapat menarik simpulan dan dapat memberikan suatu usulan. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder, dengan teknik pengumpulan data: observasi, wawancara dan pengumpulan data keuangan perusahaan.
Analisa yang dilakukan terhadap kondisi perusahaan ialah dengan cara melakukan analisa rasio terhadap laporan keuangan CV.G. Penjualan yang tidak dapat meningkat lebih besar dibandingkan peningkatan biaya gaji sendiri diprediksi akan memangkas keuntungan perusahaan perlahan-lahan. Selain itu laporan keuangan menunjukkan kurang likuidnya perusahaan yang disebabkan oleh adanya persediaan yang menumpuk. Sehingga diperlukan adanya penutupan toko yang tidak dapat memberikan penjualan yang maksimal, sehingga persediaan dapat ditekan dan perusahaan akan menjadi semakin likuid. Selain itu kapasitas yang tidak terpakai akan digunakan untuk penjualan secara langsung kepada buyer, yang memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi dalam segi waktu dan risiko yang lebih rendah. Selanjutnya penulis melakukan perhitungan kenaikan laba yang diperoleh CV.G.
Hasil perhitungan menunjukkan CV.G perlu melakukan efisiensi dengan cara menutup toko dan mengalihkan kapasitas mereka ke penjualan putus. Cara ini mampu meningkatkan tidak hanya laba perusahaan namun juga marjin laba bersihnya. Oleh karena itu, guna mencapai laba yang maksimal dan guna untuk bertahan dalam persaingan industri garment yang semakin ketat perusahaan sebaiknya melakukan efisiensi biaya gaji dengan menutup toko yang kurang efisien dan mengalihkan kapasitas mereka ke penjualan putus kepada buyer.