Abstract:
Konstruksi di Indonesia didominasi oleh material beton dengan menggunakan semen Portland.
Proses produksi semen Portland menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah yang banyak sehingga
menyebabkan terjadinya pemanasan global. Oleh karena itu, diperlukan pengganti semen sebagai
bahan dasar beton dan mortar untuk mengurangi pemanasan global yang dihasilkan produksi semen.
Slag feronikel merupakan limbah industri dari proses peleburan bijih nikel. Slag feronikel dapat
digunakan sebagai pengganti semen, namun harus menggunakan aktivator. Pada penelitian ini,
digunakan sodium hidroksida dan sodium silikat sebagai aktivator. Faktor penting untuk sebuah
material konstruksi adalah kekuatan dan durabilitas. Durabilitas pada penelitian ini dinilai pada
ketahanan mortar terhadap serangan sulfat. Uji kuat tekan dilakukan pada hari ke 7, 14, dan 28
dengan ukuran benda uji 505050 mm. Uji drying shrinkage dilakukan pada hari ke 1, 3, 7, 14, 21,
dan 28 dengan ukuran benda uji 2525285 mm. Hasil uji kuat tekan mortar slag feronikel dengan
variasi molaritas 6M, 8M, dan 10M dan mortar semen pada hari ke 28 tanpa serangan sulfat secara
berurutan adalah 26,033 MPa, 33,150 MPa, 32,307 MPa, dan 33,604 MPa. Hasil uji kuat tekan
mortar slag feronikel 6M, 8M, dan 10 dan mortar semen pada hari ke 28 dengan serangan sulfat
secara berurutan adalah 16,216 MPa, 18,358 MPa, 24,633 MPa, dan 30,761 MPa. Uji drying
shrinkage yang dilakukan pada mortar slag feronikel 6M, 8M, dan 10M serta mortar semen tanpa
serangan sulfat pada hari ke 28 menghasilkan perubahan panjang secara berurutan sebesar -
0,3291%, -0,3201%, -0,13%, dan -0,031%. Uji drying shrinkage yang dilakukan pada mortar slag
feronikel 6M, 8M, dan 10M serta mortar semen dengan serangan sulfat pada hari ke 28
menghasilkan perubahan panjang secara berurutan sebesar -0,0124%, 0,0417%, -0,0404%, dan
0,033%. Kuat tekan mortar tanpa serangan sulfat dan dengan serangan sulfat yang optimum adalah
mortar semen sebesar 32,307 MPa dan 30,761 MPa. Mortar slag feronikel dengan serangan sulfat
cenderung mengalami shrinkage.