Abstract:
Klorin sudah banyak digunakan dalam industri. Pada kenyataannya, semakin banyak resiko terhadap keselamatan meskipun desain dan operasi proses kimia tersebut sudah baik karena sifat-sifat fisik bahan-bahan tersebut seperti cairan kryogenik, bahan beracun, bahan mudah terbakar dan meledak, bahkan bahan radioaktif. Ditambah lagi, kecelakaan yang disebabkan oleh klorin sudah terjadi di luar maupun dalam negeri sehingga diperlukan tindakan antisipatif yaitu dengan menggambarkan profil konsentrasi gas klorin yang sudah terdispersi tersebut jika terjadi kebocoran. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat seperti meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya gas klorin yang bocor dan memberikan informasi kepada industri mengenai zona yang dapat terpapar sebagai dampak dari kebocoran gas klorin.
Penelitian ini akan menggunakan software simulasi ALOHA. Software ini berdasar pada model Dense Gas Dispersion untuk memodelkan dense gas. Tahap-tahap metode yang digunakan dimulai dari penentuan studi kasus, penentuan variabel atmosfer, penentuan variabel sumber, dan simulasi dispersi kebocoran. Studi kasus dilakukan di salah satu pabrik di Karawang. Variabel sumber yang divariasikan adalah jumlah klorin yang bocor (1000 pounds dan 2000 pounds), diameter lubang kebocoran (10 cm dan 20 cm), dan tinggi lubang kebocoran (20% dari dasar tangki dan 40% dari dasar tangki), sedangkan variabel atmosfer yang divariasikan adalah kecepatan angin (4 mph, 6 mph, dan 9 mph), temperatur lingkungan (24oC, 29 oC, dan 35 oC), dan jumlah awan (clear dan 70% berawan). Hasil yang didapat akan di-plot dalam bentuk diagram kontur yang menggambarkan profil konsentrasi klorin tersebut terhadap posisi serta waktu yang diperlukan untuk gas klorin terpapar ke lingkungan.
Kecenderungan hasil yang didapat sebagian besar dapat meningkatkan waktu yang diperlukan untuk gas klorin terpapar ke lingkungan dan zona yang dapat terpapar oleh gas klorin tersebut semakin luas, seperti peningkatan jumlah klorin yang bocor, diameter lubang kebocoran, dan jumlah awan. Sedangkan jika kecepatan angin dan temperatur lingkungan meningkat, waktu yang diperlukan untuk gas klorin terpapar ke lingkungan berkurang namun zona yang dapat terpapar oleh gas klorin tersebut juga semakin luas. Diketahui juga bahwa warga yang saat itu berada di 1,2 km dari titik kebocoran gas klorin di Karawang dapat meninggal, 2,8 km dari titik kebocoran dapat terkena penyakit kronis, dan 4,4 km dari titik kebocoran tersebut dapat terkena dampak ringan seperti iritasi dari gas klorin.