Abstract:
Rumput laut merupakan salah satu produk pangan yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia. Produktivitas rumput laut yang tinggi di Indonesia dapat memberikan keuntungan bagi negara apabila dimanfaatkan dengan baik. Pengolahan rumput laut menjadi produk lain (karaginan, agar, dan alginat) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai jual dan nilai guna rumput laut. Produk olahan rumput laut yang memiliki nilai jual tertinggi adalah karaginan. Karaginan merupakan senyawa hidrokoloid yang didapatkan dari ekstraksi rumput laut merah dan banyak digunakan dalam industri makanan sebagai zat pengental dan zat pembentuk gel. Pengolahan rumput laut dapat menghasilkan berbagai jenis karaginan (crude karaginan, semi-refined karaginan, dan refined karaginan). Jenis karaginan yang memiliki nilai jual, kemurnian, dan manfaat tertinggi adalah refined karaginan dengan harga jual 21-22 USD/kg. Refined karaginan meningkatkan nilai jual rumput laut mentah yang rendah (1,724 USD/kg) dan meningkatkan nilai guna rumput laut sehingga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Keuntungan yang tinggi dan pemanfaatan yang luas dari pengolahan rumput laut menjadi refined karaginan mendasari dilakukannya penelitian ini.
Pengolahan rumput laut menjadi refined karaginan dilakukan melalui proses ekstraksi dengan larutan KOH dan dilanjutkan dengan pembentukan gel menggunakan KCl. Pada penelitian ini, dilakukan ekstraksi menggunakan larutan KOH pada temperatur terbaik yang didapatkan dari percobaan pendahuluan. Hasil ekstraksi dipresipitasi dengan larutan KCl 3,5% rasio 1:1 (v/v) dan dikeringkan dengan tray dryer pada temperatur 70°C selama 24 jam menjadi bubuk karaginan. Pada penelitian ini, digunakan variasi pada variabel konsentrasi larutan alkali (0,5; 1,0; 1.5%) (b/v), waktu ekstraksi (1, 2, dan 3 jam), dan 3 run percobaan pendahuluan dengan variasi temperatur (80°C, 85°C, 90°C) untuk menentukan temperatur terbaik yang menghasilkan perolehan tertinggi. Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis kimia produk (kandungan sulfat), analisis fisika produk (viskositas), analisis fungsional karaginan (kekuatan gel), dan analisis kemurnian (kadar abu dan kandungan abu tidak larut asam).
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa seiring peningkatan konsentrasi larutan alkali dan waktu ekstraksi, rendemen dan kekuatan gel akan meningkat, namun kadar sulfat dan viskositas akan menurun. Kondisi terbaik untuk pembuatan karaginan didapatkan pada konsentrasi KOH 1,5% dan waktu ekstraksi 3 jam. Pada kondisi tersebut didapatkan rendemen tertinggi (33,037%), kadar sulfat terendah (6,443%), kekuatan gel tertinggi (2211,439 g/cm2), viskositas (16,7 cP), kadar abu (42,25%) dan kadar abu tidak larut asam (0,664%).