Abstract:
Kualitas garam yang diproduksi Indonesia masih belum memenuhi standar garam Indonesia maupun internasional, yaitu sekitar 85-95%, sementara untuk memenuhi kebutuhan garam industri harus memperoleh kadar garam minimal 95%. Kuantitas garam yang diproduksi di Indonesia juga hanya memenuhi kebutuhan garam konsumsi saja, sehingga diperlukan adanya peningkatan kualitas maupun kuantitas garam. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan sumber daya Indonesia, yaitu laut yang digunakan dalam produksi garam dan mempelajari tingkat kepekatan air laut yang akan menghasilkan kadar garam yang tinggi agar dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas yang tinggi, sehingga Indonesia tidak lagi mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan garam dan dapat menghasilkan garam dengan nilai jual yang tinggi.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah produksi garam dengan evaporasi bertingkat dari air laut, di mana prosesnya memanfaatkan sifat kelarutan dan pengendapan setiap senyawa yang terkandung dalam air laut. Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu analisa bahan baku dan penelitian utama. Air laut sebagai bahan baku akan dilakukan analisa NaCl, Mg2+, dan Ca2+ terlebih dahulu. Penelitian utama dilakukan dengan pemanasan sampai tingkat kepekatan tertentu, kemudian endapan-endapan yang terbentuk akan dianalisa kadar NaCl, kadar Ca2+, dan kadar Mg2+. Variabel yang tidak tetap dalam penelitian yang akan dilakukan adalah tingkat kepekatan, yaitu 7oBe, 7-16oBe, 16-26oBe, 26-27.5oBe, 27.5-30oBe, 30-32.5oBe, 32.5-35oBe, sedangkan variabel tetap dalam penelitian ini adalah jumlah air laut, temperatur ruangan, dan tekanan ruangan. Kadar NaCl dianalisa dengan metode Mohr, kadar Ca2+ dan Mg2+ dilakukan dengan metode titrasi kompleksometri, kadar Fe2O3 ditentukan dengan gravimetri, analisa kadar CaSO4 ditentukan dari analisis SO4, dan kadar CaCO3 ditentukan dengan faktor konversi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar NaCl paling besar yang dihasilkan sebesar 89,08% pada tingkat kepekatan 30oBe, kadar Ca2+ paling tinggi berada pada tingkat kepekatan 16oBe dan 26oBe, sementara kadar Mg2+ paling tinggi berada pada tingkat kepekatan 35oBe. Berdasarkan hasil penelitian untuk menghasilkan garam dengan kemurnian yang tinggi, maka pemanasan diberhentikan pada tingkat kepekatan 30oBe. Setelah tingkat kepekatan 30oBe, maka tingkat kemurnian NaCl akan berkurang.