Pemanfaatan selulosa pada kulit pisang sebagai bahan baku pembuatan kertas

Show simple item record

dc.contributor.advisor Martina, Angela
dc.contributor.advisor Ramadhany, Putri
dc.contributor.author Chandra, Verren
dc.date.accessioned 2020-05-19T06:56:38Z
dc.date.available 2020-05-19T06:56:38Z
dc.date.issued 2020
dc.identifier.other skp39574
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/10958
dc.description 4483 - FTI en_US
dc.description.abstract Pisang adalah salah satu buah tropis yang berkembang di Indonesia yang tinggal dalam waktu singkat, mudah dibudidayakan dan dapat dipanen sepanjang tahun. Bagian yang paling banyak digunakan dari pisang adalah daging buah. Sementara itu, kulit pisang hanya dibuang. Jumlah kulit pisang yang cukup banyak akan memiliki nilai jual lebih apabila dapat diolah lebih lanjut, salah satunya sebagai bahan baku pembuatan kertas. Hal ini dikarenakan pisang memiliki kandungan selulosa yang dibutuhkan dalam pembuatan kertas. Namun, selulosa yang diperlukan dalam pisang masih berikatan dengan lignin. Lignin merupakan bagian yang tidak diinginkan dalam proses pembuatan kertas sehingga perlu dilakukan pemisahan antara lignin dan selulosa. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode alkalisasi dengan pelarut NaOH dikarenakan metode ini cocok digunakan untuk bahan baku non-kayu, ekonomis, dan tidak menghasilkan limbah yang berbahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pelarut NaOH dan penambahan kaolin dan tapioka sebagai zat aditif terhadap kualitas kertas kulit pisang. Penelitian dimulai dengan pre-treatment bahan baku yang dilanjutkan dengan degradasi lignoselulosa dengan metode alkalisasi yang menghasilkan pulp. Pulp diputihkan dengan H2O2, kemudian hasil pemutihan dianalisis gramatur, kekuatan tarik, ketahanan lipat dan warna kertasnya. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu variasi konsentrasi sebesar 5%, 10%, 15%-b/v, dan penambahan zat aditif pada hasil variasi konsentrasi terbaik berupa tapioka dan kaolin. Berdasarkan gramaturnya, kertas dengan konsentrasi NaOH 15%-b/v memiliki hasil yang paling mendekati dengan kertas seni komersial sebesar 121,212 g/m2, sedangkan berdasarkan kekuatan tariknya, kertas dengan konsentrasi NaOH 5% memiliki hasil yang paling mendekati dengan kertas seni sebesar 9,04 Nm/g. Ketahanan lipat kertas dengan konsentrasi NaOH 10%-b/v menghasilkan ketahanan lipat yang paling tinggi sebanyak 7 kali. Pada variasi penambahan zat aditif, kertas kulit pisang yang memiliki gramatur paling mendekati dengan kertas seni komersial adalah kertas dengan penambahan zat aditif kaolin sebanyak 5% -b/b sebesar 250,108 g/m2. Kertas kulit pisang yang memiliki kekuatan tarik paling mendekati dengan kertas seni komersial adalah kertas dengan penambahan zat aditif tapioka sebanyak 10%-b/b sebesar 7,67 Nm/g. Kertas dengan penambahan zat aditif tapioka dan kaolin menghasilkan warna kertas yang paling cerah. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.subject Kertas en_US
dc.subject kulit pisang en_US
dc.subject selulosa en_US
dc.subject alkalisasi en_US
dc.subject zat aditif en_US
dc.title Pemanfaatan selulosa pada kulit pisang sebagai bahan baku pembuatan kertas en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2016620007
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0401098404
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0409068502
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI614#Teknik Kimia


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account