Abstract:
Semen portland merupakan salah satu bahan konstruksi utama yang mempunyai sifat hidrolis, yaitu
suatu material yang dapat mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kuat dan akan
mengeras apabila bersentuhan dengan air. Namun, proses pembuatan semen portland merupakan
anthropogenic emission CO2 terbesar ketiga setelah oksidasi bahan bakar fosil dan pengalihgunaan
lahan sehingga menyebabkan pencemaran udara. Reaksi kimia pembuatan klinker semen dan
pembakaran bahan bakar fosil dengan suhu mencapai 1000℃ lebih untuk memanaskan bahan
mentah dalam pembuatan semen portland menghasilkan emisi gas CO2 yang sangat besar. Untuk
menyikapi masalah tersebut, penelitian dan pengembangan teknologi beton dapat dilakukan dengan
tujuan mencari alternatif pengganti semen portland dengan material yang lebih ramah lingkungan.
Material alternatif pengganti semen yang dikaji dalam uji eksperimental ini adalah slag feronikel
halus. Slag feronikel halus yang digunakan sebagai pengganti semen harus dicampur dengan larutan
aktivator untuk memicu aktivitas hidrolik slag. Pada uji eksperimental ini, slag feronikel halus
digunakan sebagai bahan utama pembuatan pasta tanpa semen dengan sodium silikat dan variasi
molaritas sodium hidroksida sebagai aktivator. Variasi molaritas sodium hidroksida yang digunakan
adalah 6M, 8M, dan 10M. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan, drying shrinkage, porositas,
dan penyerapan air. Hasil rata-rata pengujian pada umur 28 hari diurutkan berdasarkan molaritas
6M, 8M, 10M, dan semen w/c 0,5 berturut-turut adalah sebagai berikut: kuat tekan (55,240 MPa,
56,953 MPa, 41,662 MPa, dan 34,900 MPa), porositas (33,778%, 34,728%, 36,136%, dan
19,090%), penyerapan air (19,364%, 19,688%, 20,619%, dan 11,471%), serta drying shrinkage (-
1,224%, -0,590%, -0,695%, dan -0,055%).