Abstract:
Produksi sampah plastik di dunia terus bertambah setiap tahunnya dan diprediksi akan terus bertambah. Pada tahun 2015 jumlah sampah plastik di dunia mencapai 407 ton; di mana Asia Tenggara menghasilkan 60% sampah dunia. Indonesia merupakan negara terbesar ke-2 penyumbang sampah plastik terbanyak (Wahyuni, 2016). Sektor terbesar penghasil sampah plastik adalah sektor pengemasan makanan. Melihat fenomena ini, edible film berbahan baku biopolimer semakin diminati untuk mengurangi jumlah polimer berbahan baku petroleum. Salah satu bahan baku pembuatan edible film adalah pektin yang dapat dihasilkan dari daun cincau hijau. Cincau hijau merupakan tanaman asli Indonesia dengan kandungan pektin yang besar tetapi belum dimanfaatkan dengan optimal. Selain karena kandungan pektinnya yang besar (15,2%-b basis basah), daun cincau hijau memiliki nilai tambah yang tidak dimiliki sumber pektin lainnya baik dari segi kualitas dan kuantitas. Daun cincau hijau memiliki kandungan klorofil yang besar (21,5 mg/g daun kering) yang berguna sebagai antioksidan. Edible film berbahan dasar pektin memiliki sifat mekanik yang kurang baik (tensile strength dan elongation). Kadar pektin, penambahan pati dan plasticizer dikaji untuk meningkatkan sifat mekaniknya
Penelitian diawali dengan water blanching daun cincau hijau rambat menggunakan air mendidih selama 1 menit. Selanjutnya dilakukan pengecilan ukuran hingga -35+40 mesh. Ekstraksi pektin dan klorofil daun cincau hijau rambat dilakukan secara batch dalam ekstraktor 2 L dengan pengontakan secara dispersi pada temperatur 60°C menggunakan pelarut air diasamkan dengan asam sitrat 0,086% hingga mencapai pH 2 dengan rasio umpan pelarut sebesar 1:18 g/mL. Respon yang diamati yaitu: kadar air (IPPA, 2002), kadar pektin (IPPA, 2002), dan kadar klorofil (Arnon). Pembuatan dibble film dilakukan pada temperatur 60°C dengan memvariasikan konsentrasi pektin (0-3%-b/v), konsentrasi pati (0-3%-b/v), dan konsentrasi plasticizer (gliserol 0-2%-v/v) serta dioptimasi dengan metode Response Surface. Respon yang diamati yaitu tensile strength (texture analyzer), elongation (texture analyzer) dan water vapour permeability (Krochta).
Pektin hasil ekstraksi yang diperoleh memiliki kadar air sebesar 5,19 %, kadar pektin sebesar 69,2% dan kadar klorofil sebesar 8,34. Edible film yang dihasilkan sudah memenuhi standar nilai tensile strength yaitu 1-10 MPa; nilai elongation 10-50%; dan nilai water vapour permeability 2,4.10-4 gram.cm-1.jam-1 dengan nilai tensile strength, elongation, dan water vapour permeability film yang dihasilkan berturut-turut sebesar 4,89 MPa; 12% dan 12,34.10-3 gram.cm-1.jam-1. Formula optimum pembuatan edible film pada konsentrasi pektin 2,56%-b/v larutan, konsentrasi pati 0,588-b/v larutan, dan konsentrasi plasticizer 1,7%-v/v larutan dengan nilai tensile strength 4 MPa, elongation 16% dan water vapor permeability sebesar 3,1.10-4 gram.cm-1.jam-1.