Abstract:
PT Ayu Citra Cemerlang merupakan perusahaan distributor produk kosmetik dari
beberapa brand kosmetik lokal. Perusahaan mendistribusikan produknya di daerah Jawa
Tengah, DIY Yogyakarta dan Jawa Timur. PT Ayu Citra Cemerlang memiliki tiga buah
gudang yang terletak di kota Surabaya, Semarang dan Solo. Saat ini, perusahaan belum
memiliki sistem persediaan yang baik sehingga sering mengalami stockout. Hal ini
dikarenakan perusahaan melakukan pemesanan hanya berdasarkan intuisi. Pemilik
perusahaan mengatakan bahwa mereka juga kesulitan memperkirakan jumlah permintaan
dari setiap produk.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, dilakukan penelitian untuk
menghasilkan sistem persediaan yang baik. Perancangan sistem persediaan dilakukan
untuk lima produk, yaitu Mizzu Lipcream Matte Amore 706, Mizzu Lipcream Matte
Chocomelt 703, Mizzu Chrome Gel Black, Mizzu Chrome Gel Silver, dan Mizzu Perfect
Wear Eyeliner Pen Black. Pertama, dilakukan terlebih dahulu peramalan permintaan.
Peramalan permintaan dilakukan dengan menggunakan metode Winter’s. Untuk
mendapatkan hasil peramalan permintaan yang baik, dilakukan optimasi nilai parameter
peramalan untuk mendapatkan nilai MAPE terkecil. Sebelum melakukan perancangan
sistem persediaan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan safety stock. Perancangan
sistem persediaan dilakukan dengan membuat model matematika untuk meminimasi biaya
persediaan. Untuk menyelesaikan model matematika tersebut, digunakan linear
programming dengan bantuan Microsoft Excel. Dalam penelitian ini, dilakukan juga analisis
sensitivitas terhadap perubahan biaya-biaya persediaan. Selanjutnya, dilakukan evaluasi
usulan sistem persediaan dengan membandingkan usulan sistem persediaan dengan
sistem persediaan saat ini. Evaluasi dilakukan pada bulan Oktober, November dan
Desember 2019. Berdasarkan hasil evaluasi, diketahui usulan sistem persediaan untuk
gudang Surabaya dapat menghasilkan penghematan sebesar Rp2.477.763,678. Usulan
sistem persediaan untuk gudang Semarang penghematan yang dihasilkan sebesar
Rp361.498,248, sedangkan untuk gudang Solo penghematan yang dihasilkan sebesar
Rp886.178,271. Berdasarkan konsep risk pooling, dibuat dua skenario sistem persediaan.
Pada skenario pertama, supplier akan mengirimkan produk ke masing-masing gudang.
Pada skenario kedua, gudang yang digunakan hanya gudang yang terletak di Kota
Semarang. Berdasarkan hasil perancangan sistem persediaan diketahui skenario pertama menghasilkan biaya yang paling rendah.