Abstract:
Bioskop merupakan bisnis yang masih dapat berkembang di Indonesia jika dilihat dari pertumbuhan pendapatan bioskop Indonesia, rendahnya persebaran bioskop di Indonesia jika dibandingkan dengan beberapa negara seperti China, Thailand, dan Malaysia, serta pertumbuhan penduduk kelas menengah di Indonesia. PT. Graha Layar Prima merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang bioskop yang melakukan strategi pertumbuhan. Namun, Perseroan terus mengalami penurunan kinerja finansial dan non-finansial. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah yaitu bagaimana strategi pertumbuhan PT. Graha Layar Prima Tbk., bagaimana analisis kinerja PT. Graha Layar Prima Tbk., dan bagaimana dampak strategi pertumbuhan terhadap kinerja PT. Graha Layar Prima Tbk.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi deskriptif sedangkan jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Sumber data dipeoleh dari Laporan Tahunan PT. Graha Layar Prima tahun 2013-2015, serta data lain yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi kepustakaan dan data diolah secara kuantitatif dan di analisis secara kualitatif. Analisis dilakukan dari aspek finansial meliputi total aset, pendapatan usaha, arus kas, rasio keuangan sedangkan aspek non-finansial meliputi sumber daya manusia dan Top Brand Award.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil yang diperoleh menggambarkan bahwa strategi pertumbuhan yang dilakukan oleh PT. Graha Layar Prima Tbk. meliputi market development melalui pembukaan bioskop baru setiap tahunnya di area geografis yang berbeda, market penetration dengan melakukan aktivitas pemasaran, product development dan diversification dengan mengembangkan produk serta fitur baru yang bervariasi. Strategi tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan Perseroan yang merupakan turunan dari visi dan misi Perseroan. Pada analisis kinerja Perseroan diperoleh bahwa Perseroan mengalami peningkatan pada total aset karena penambahan aset tetap setiap tahunnya, terutama pada tahun 2015 karena Perseroan membuka bioskop secara agresif di 7 lokasi berbeda. Pendapatan secara konsisten mengalami peningkatan namun peningkatan tersebut tidak signifikan. Kas dan setara kas Perseroan secara konsisten mengalami penurunan setiap tahunnya. Rasio utang Perseroan sangat tinggi karena Perseroan belum mampu membiayai beban operasionalnya sehingga Perseroan sangat bergantung pada pihak ketiga. Marjin laba kotor Perseroan cenderung negatif, sedangkan marjin laba bruto dan marjin laba bersih secara konsisten berjumlah negatif. HAA serta HAE Perseroan selalu mengalami jumlah yang negatif karena Perseroan selalu mengalami kerugian pada tahun berjalan. Perseroan secara konsisten melakukan penambahan jumlah karyawan setiap tahunnya. Namun, produktivitas karyawan dalam menghasilkan penjualan cenderung menurun. Perseroan tidak berhasil mendapat penghargaan Top Brand Award pada tahun 2013. Penghargaan tersebut diraih oleh pesaing utama Perseroan yaitu Cinema21. Strategi pertumbuhan yang dilakukan secara keseluruhan memberikan dampak pada kinerja Perseroan. Penurunan kinerja yang terjadi dapat dikarenakan kondisi eksternal yang begitu dinamis dan tidak dapat di kontrol oleh Perseroan. Selain itu, beberapa bioskop Perseroan sedang dalam tahap ekspansi awal sehingga Perseroan mengeluarkan biaya yang begitu besar sedangkan dampak yang dihasilkan belum terasa secara langsung sehingga menghambat Perseroan untuk mencapai tujuannya.
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian tersebut adalah (1) mengoptimalkan strategi market penetration serta (2) meningkatkan penjualan dari segmen selain bioskop yaitu makanan dan minuman, serta merchandise dan souvenir.