Abstract:
Kedai Kopi X adalah salah satu kedai kopi yang berada di Bandung yang telah
berdiri sejak tahun 2017. Dalam memenuhi kebutuhan akan biji kopi, Kedai Kopi X
biasanya memesan biji kopi kepada supplier A. Kedai Kopi X merasa tidak puas dengan
kinerja dari supplier A, dimana supplier A mengalami penurunan kinerja dalam hal
kekonsistenan kualitas, kemudahan retur, dan ketepatan waktu pengiriman biji kopi. Hal
tersebut membuat Kedai Kopi X mempertimbangkan apakah akan tetap memilih supplier
A atau memilih alternatif supplier biji kopi yang lain, yaitu supplier B, C, D, atau E sebagai
supplier biji kopi terbaik di Kedai Kopi X.
Pengambilan keputusan pemilihan supplier dilakukan dengan menggunakan
metode Analytic Network Process (ANP). Terdapat 5 buah kriteria dan 12 subkriteria yang
digunakan dalam pemilihan supplier. Dari kriteria dan subkriteria tersebut, dilakukan
pembuatan model pengambilan keputusan dan kuesioner penelitian yang berisikan matriks
perbandingan berpasangan. Hasil penilaian dan pengisian kuesioner tersebut kemudian
diuji konsistensi sebelum dilakukan perhitungan. Matriks perbandingan berpasangan yang
konsisten kemudian dapat dibuat cluster matrix, weighted matrix, limiting matrix, hingga
didapatkan hasil prioritas pemilihan supplier. Nilai bobot dari supplier A, B, C, D, dan E
berturut-turut adalah 0,1550, 0,2301, 0,1792, 0,1689, dan 0,2669. Dari nilai bobot tersebut,
supplier E merupakan supplier biji kopi terbaik. Hal ini dikarenakan supplier E memiliki nilai
bobot yang paling besar diantara supplier lainnya. Selanjutnya dilakukan analisis
sensitivitas terhadap perubahan tingkat kepentingan dan perubahan kinerja supplier.
Analisis sensitivitas terhadap perubahan tingkat kepentingan dilakukan pada 5
buah subkriteria, yaitu harga biji kopi, discount, ketepatan waktu, coffee roasting, dan
responsif. Analisis sensitivitas terhadap perubahan kinerja supplier dilakukan pada 3 buah
subkriteria, yaitu harga biji kopi, coffee roasting, dan ketepatan waktu. Hasil analisis
sensitivitas yang dilakukan menunjukkan bahwa terjadi perubahan urutan prioritas
pemilihan supplier pada semua subkriteria tersebut.