Abstract:
Setiap pelaku usaha berorientasi untuk mendapatkan keuntungan atau laba dari hasil operasional bisnis. Menurut Ketua Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Kota Bandung, pada juni 2013 terdapat 627 kafe resmi yang terdaftar, sedangkan jumlah kafe yang tidak memiliki izin diperkirakan sebanyak 2373 tempat. Pada tahun 2016 diperkirakan lebih dari 5000 kafe telah beroperasi secara resmi maupun tidak resmi. Berdasarkan data tersebut, terlihat peningkatan jumlah usaha dalam industri kuliner di Kota Bandung. Hal ini menimbulkan persaingan yang ketat antar pelaku industri kuliner. Oleh karena itu, pelaku usaha harus memiliki strategi agar dapat bersaing di industri kuliner. Kafe S merupakan suatu perusahaan yang baru dibentuk. Berdasarkan penuturan pemilik dan berdasarkan laporan keuangan, perusahaan mengalami penurunan penjualan yang berdampak pada penurunan laba. Adapun laporan keuangan perusahaan dibahas melalui analisa laporan laba rugi dalam bentuk analisa rasio keuangan. Selain itu, pemilik juga mensinyalir terjadinya kecurangan bahan baku. Hal ini dapat disebabkan oleh sistem informasi yang ini kurang terstruktur, untuk menanggapi hal tersebut penulis juga membahas sistem informasi akuntansi pada bagian persediaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, dimana penelitian ini berusaha menggambarkan keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya tampak pada saat penelitian ini dilakukan, dengan cara mengumpulkan, menganalisa, menginterpretasikan data yang diperoleh dan membuat suatu kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Data yang didapat merupakan data primer yang diperoleh melalui wawancara dan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan. Kafe S mengalami penurunan marjin laba kotor dari waktu ke waktu. Salah satu penyebabnya adalah tindakan kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh para pegawainya, dimana dengan adanya kerjasama antar pelaku fraud, maka fraud akan semakin sulit dideteksi. Dari hasil penelitian dan observasi, tindakan fraud yang dilakukan adalah pencurian bahan baku yang sering digunakan perusahaan seperti susu, coklat, dan kopi. Tindakan kecurangan disebabkan oleh lemahnya sistem informasi dan tidak adanya kontrol yang dilakukan oleh perusahaan. Lemahnya sistem informasi dan kurangnya kontrol pemilik membuka peluang tersendiri bagi pekerja untuk melakukan tindakan kecurangan. Sebagai simpulan penulis mendapati bahwa kafe S mengalami penurunan penjualan dan terjadi tindak kecurangan bahan baku yang membuat kafe S mengalami kerugian. Penulis memberikan saran berupa rekomendasi sistem informasi akuntansi yang dapat dilakukan pada siklus persediaan. Dalam penerapan sistem informasi akuntansi yang efektif harus dibarengi pengendalian internal yang dijalankan oleh orang-orang yang bertanggungjawab. Sistem pencatatan keuangan yang benar akan berdampak pada peningkatan laba Kafe S.