dc.description.abstract |
Perkembangan dunia bisnis semakin ketat dari waktu ke waktu sehingga
perusahaan didorong untuk memiliki keunggulan bersaing. Salah satu faktor kunci pencapaian
keunggulan bersaing di dalam sebuah perusahaan adalah dengan memperhatikan faktor
efektivitas, efisiensi dan ekonomis di dalam seluruh kegiatan operasi yang dijalankan. Namun,
dalam menjalankan kegiatan operasi, perusahaan sering mengalami masalah pada proses
produksi yang efektif tetapi tidak efisien, serta proses produksi yang tidak efektif dan tidak
efisien dalam penyelesaian pesanan, hal tersebut ditandai dengan perusahaan sering
mengalami keterlambatan dalam penyelesaian pesanan. Untuk mengetahui penyebab dan
perlunya tindakan perbaikan, maka perusahaan memerlukan pemeriksaan operasional
khususnya di dalam proses produksi.
Pemeriksaan operasional adalah suatu proses sistematis yang dilakukan untuk
mengevaluasi kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk prosedur dan metode operasi
perusahaan dalam menilai efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi suatu kegiatan operasi dalam
mendukung tercapainya tujuan organisasi. Pemeriksaan operasional dilakukan dalam lima
tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap program kerja, tahap pemeriksaan lapangan, tahap
pengembangan temuan dan rekomendasi, dan tahap pelaporan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah descriptive study. Sumber
data yang digunakan berupa data primer, yaitu hasil wawancara dan observasi, serta data
sekunder pada penelitian ini seperti struktur organisai, deskripsi pekerjaan, SOP, peraturan
karyawan, dokumen dan data perusahaan lainnya. Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini adalah studi lapangan dan studi pustaka. Objek penelitian adalah pemeriksaan operasional
terhadap proses produksi dalam penyelesaian pesanan yang efektif dan efisien pada CV
Packoche Nacaboe.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, perusahaan memiliki
kelemahan-kelemahan yang menyebabkan proses produksi dalam penyelesaian pesanan yang
efektif tetapi tidak efisien, serta penyelesaian pesanan yang tidak efektif dan tidak efisien,
sehingga menyebabkan keterlambatan penyelesaian pesanan. Dari bulan April 2019 sampai
dengan bulan September 2019, perusahaan mengalami keterlambatan penyelesaian pesanan
lebih dari 50% setiap bulannya. Keterlambatan penyelesaian pesanan tersebut disebabkan oleh
lima faktor yaitu faktor material sebesar 3%, faktor metode sebesar 33%, faktor manusia
sebesar 47%, faktor mesin sebesar 10% dan faktor lingkungan sebesar 7% terhadap
keterlambatan penyelesaian pesanan pelanggan. Perusahaan mengeluarkan biaya lembur
karyawan sebesar Rp 23.308.500 dan kerugian yang dialami perusahaan karena menggunakan
jasa jahit di luar perusahaan (outsource) sebesar Rp 8.173.500 untuk mengejar keterlambatan
penyelesaian pesanan pelanggan. Selain itu, perusahaan juga mengeluarkan biaya tambahan
lainnya untuk memperbaiki produk cacat, kerugian sebesar biaya produksi untuk produk cacat
yang tidak dapat diperbaiki dan tidak dapat dijual, serta biaya kesempatan yang hilang dan
tidak memperoleh pendapatan bunga yang seharusnya didapatkan jika pembayaran dilakukan
dengan tepat waktu. Terdapat beberapa rekomendasi yang diperoleh dari pemeriksaan
operasional yang dapat dilakukan perusahaan, seperti menambah bagian Production Planning
and Inventory Control di perusahaan, melakukan sosialisasi mengenai standard operational
procedure, peraturan serta sistem reward dan punishment, dan melakukan pendokumentasian
yang memadai dengan melengkapi job description perusahaan, membuat dokumen laporan
penerimaan barang, laporan pengeluaran barang dan kartu persediaan. Diharapkan melalui
rekomendasi tersebut dapat membantu perusahaan untuk dapat menyelesaikan pesanan secara
efektif dan efisien sehingga dapat mengurangi masalah keterlambatan penyelesaian pesanan
pelanggan. |
en_US |