Abstract:
Pada umumnya, setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mencapai
laba atau keuntungan yang optimal dan menjadi lebih unggul dari para pesaingnya. Untuk
mencapai tujuan tersebut, setiap perusahaan memiliki berbagai aktivitas yang dijalankan.
Dalam perusahaan manufaktur, salah satu kegiatan yang paling penting adalah kegiatan
produksi. Dikarenakan kegiatan produksi merupakan kegiatan yang fundamental, maka
kegiatan tersebut harus berjalan dengan efektif, efisien, dan ekonomis. Kegiatan produksi
diharapkan dapat menggunakan input seminimal mungkin untuk menghasilkan sejumlah
output tertentu. Selain itu, setiap perusahaan harus memastikan bahwa produk yang dihasilkan
memiliki kualitas yang baik dan memenuhi ekspektasi pelanggan. PT. Nagamas Kurnia
Sejahtera mengalami masalah terkait waste berupa pemakaian bahan baku benang greige yang
berlebih atau tidak efisien dalam kegiatan produksi tahap dyeing yang dilakukannya. Segala
bentuk waste yang terjadi dalam perusahaan tentu harus dihilangkan agar kegiatan yang
dilakukan terutama kegiatan produksi dapat menjadi lebih efisien dan ekonomis.
Pemeriksaan operasional merupakan proses mengevaluasi operasi atau kegiatan
perusahaan untuk mengidentifikasi apakah kegiatan perusahaan sudah berjalan dengan efektif,
efisien, dan ekonomis. Pemeriksaan operasional dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor
penyebab dari suatu masalah yang terjadi pada perusahaan. Pada akhir pemeriksaan ini akan
dihasilkan rekomendasi berupa solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam suatu
perusahaan. Pemeriksaan operasional perlu dilakukan secara berkala pada kegiatan produksi
dalam perusahaan manufaktur agar dapat memastikan bahwa kegiatan produksi perusahaan
telah berjalan dengan baik. Kegiatan produksi merupakan kegiatan yang mengubah bahan
baku menjadi barang jadi yang kemudian akan dijual dan menjadi sumber pendapatan bagi
perusahaan. Pemakaian bahan baku dalam kegiatan produksi harus dipastikan tidak berlebih
dari yang sebenarnya dibutuhkan (efisien). Pemakaian bahan baku yang efisien berarti tidak
adanya bahan baku yang terbuang, atau dengan kata lain tidak adanya waste bahan baku dalam
kegiatan produksi. Waste merupakan pemborosan atau segala bentuk kerugian yang
sebenarnya tidak memberikan nilai tambah pada produk.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive study. Data
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder dengan teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian lapangan serta studi literatur. Data yang
diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data analisis kualitatif. Objek
dalam penelitian ini adalah pemeriksaan operasional terhadap kegiatan produksi dalam
mengefisienkan pemakaian benang pada tahap dyeing.
Dampak kerugian pada bulan Juli 2019 yang dirasakan oleh PT. Nagamas Kurnia
Sejahtera akibat adanya waste berupa pemakaian bahan baku benang greige yang berlebih atau
tidak efisien adalah sebesar Rp. 61.169.785, sedangkan penghematan yang dirasakan oleh
perusahaan karena adanya pemakaian bahan baku benang greige yang tidak berlebih atau
efisien adalah sebesar Rp. 1.384.182. Berdasarkan analisis dengan menggunakan fishbone
diagram diketahui bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya masalah waste
tersebut berasal dari faktor material, mesin, tenaga kerja, metode, dan lingkungan. Dari seluruh
faktor tersebut, faktor tenaga kerja dan metode merupakan faktor utama yang menyebabkan
terjadinya waste bahan baku benang greige. Peneliti kemudian memberikan beberapa
rekomendasi solusi yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah waste
bahan baku benang greige yang terjadi, di antaranya seperti penerapan sistem reward untuk
karyawannya, penerapan batas toleransi selisih pemakaian bahan baku, pengawasan yang lebih
ketat, sosialisasi prosedur secara berkala, maintenance mesin secara berkala, meminta sample
benang sebelum melakukan pembelian, dan lain-lain.