Abstract:
Sekretaris Jendral Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan bahwa industri
tekstil terus mengalami pertumbuhan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2030
sesuai dengan road map industri 4.0. Maka dari itu adanya prediksi bahwa industri
tekstil akan menjadi lebih cerah, namun masuknya para importir dengan kuantitas yang
besar serta harga jual yang lebih rendah mengancam industri tekstil di Indonesia, salah
satu Perseroan yang terkena dampaknya yaitu PT Polychem Indonesia Tbk.
PT Polychem Indonesia Tbk merupakan Perseroan tekstil yang
memiliki peranan cukup kuat bagi industri tekstil Indonesia. Adanya persaingan
dengan para importir yang mulai meningkat dari tahun 2012, serta harga bahan baku
yang terus meningkat, membuat kinerja keuangan Perseroan menjadi menurun hingga
pada tahun 2014 menunjukan laba yang negatif hingga kurun waktu beberapa tahun
setelahnya, maka dari itu Perseroan mengeluarkan program kerja efisiensi produksi
yang dimulai dari tahun 2014 dan berlanjut terus hingga setelah tahun 2018, agar dapat
mempertahankan dan meningkatkan operasionalnya.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perkembangan
kinerja keuangan PT Polychem Indonesia Tbk dengan dilakukannya program kerja
efisiensi produksi dalam rangka menekan kerugian Perseroan, dengan melakukan
analisis vertikal dan analisis horizontal dari neraca dan laporan laba rugi, serta
perhitungan rasio keuangan dan analisis arus kas dengan trend analysis. Pada
penelitian ini, penulis akan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan data
laporan tahunan PT Polychem Indonesia Tbk dari tahun 2014 2018.
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, kesimpulan yang didapat
yaitu program kerja yang dilakukan adalah pergantian katalis, penggunaan Methane
sebagai ballast, debottlenecking, dan pergantian sistem pendingin. Pergantian katalis
telah selesai dilakukan pada tahun 2017 dan 2018, namun untuk program kerja yang
lainnya masih pada tahap perkembangan. Berdasarkan dari kondisi neraca Perseroan,
dari tahun 2014 hingga 2018, aset Perseroan menurun 47,3 jt USD dan liabilitas
Perseroan menurun 138,5 jt USD. Penjualan Perseroan pada tahun 2017 sudah
mengalami peningkatan kembali sebesar 38,6 jt USD dari tahun 2016. Kemudian
kerugian pada laba rugi bersih tahun berjalan tahun 2018 mengalami penurunan
sebesar 22,9 jt USD dari kerugian tahun 2014. Berdasarkan dari hasil rasio dua tahun
terakhir menunjukan bahwa Perseroan semakin likuid, profitable namun masih berada
pada hasil rasio yang negatif, efisien perputaran operasionalnya, dan solvable. Kas dan
setara kas Perseroan mengalami trend yang fluktuatif , kas dari aktivitas operasi
mengalami penurunan sebesar 15,4 jt USD dari tahun 2017, dan Perseroan
mengeluarkan uang yang cukup signifikan pada tahun terakhir untuk investasi sebesar
8 jt USD. Kemudian pada tahun 2018 terjadi pelepasan entitas anak Perseroan yaitu
PT Filamendo Sakti. Saran penulis kepada PT Polychem Indonesia Tbk yaitu turut
menyelesaikan program kerja lainnya selain pergantian katalis dan sebaiknya
memperhatikan juga beban keuangan dan operasi lainnya.