Abstract:
Angka pernikahan dini yang tinggi mendorong kemunculan permasalahan
pertumbuhan penduduk. Permasalahan tersebut tidak hanya terjadi di daerah
pedesaan, namun juga masih berlangsung di kota-kota besar. Pemikiran tersebut
mendorong BKKBN melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kota Bandung menginisiasi program Generasi Berencana (GenRe).
Meskipun diselenggarakan dengan basis kolaborasi, hanya sedikit wilayah yang
berpartisipasi aktif dalam program tersebut. Pusat informasi dan Konseling
Remaja (PIK Remaja) SMAN 25 Bandung menjadi salah satu organisasi yang
berhasil melaksanakan program GenRe secara berkelanjutan dan memperoleh
penghargaan PIK Remaja terbaik se-Kota Bandung. Berdasarkan pemikiran
tersebut, penelitian ini diarahkan untuk mengidentifikasi komponen kolaborasi
dinamis stakeholder pada Program Generasi Berencana di SMAN 25 Kecamatan
Rancasari Kota Bandung.
Collaboration Dynamics menjadi model penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini. Collaboration Dynamics memiliki tiga komponen yang terlibat
didalamnya yaitu principled engagement, shared motivation, dan capacity for
joint action. Metode penelitian yang dijalankan adalah metode kualitatif dengan
jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara
mendalam dengan beberapa informan dari berbagai institusi meliputi Dinas
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandung, Kecamatan
Rancasari dan SMAN 25 Bandung. Selain wawancara, pengumpulan data
dilakukan dengan prosedur observasi dan studi dokumen.
Hasil penelitian ini memberikan beberapa temuan. Terkait principled
engagement, perhatian pada isu pernikahan dini dimulai dari Pembina PIK
Remaja SMAN 25 Bandung dan kemudian menjalin kolaborasi dengan
stakeholder lainnya. Shared motivation menjadi sebuah nilai yang terdapat pada
setiap pemangku kepentingan pada program GenRe. Temuan lain menunjukkan
bahwa capacity for join action dimiliki setiap pihak. Ketersediaan sumberdaya
dan kemudahan akses informasi menjadi modal bagi setiap aktor untuk
berkolaborasi dan menjalankan program. Rekomendasi yang dapat ditawarkan
dari penelitian ini yaitu PIK Remaja perlu mengembangkan mekanisme
komunikasi yang diarahkan untuk mengurangi kesenjangan informasi antar pihak.
Dukungan anggaran perlu dialokasikan untuk PIK Remaja dalam rangka
meningkatkan partisipasi kelompok sasaran.