Analisis pelanggaran terhadap mekanisme daftar hitam oleh pengada barang dan jasa pemerintah di Kota Bandung

Show simple item record

dc.contributor.advisor Rachmawati, Tutik
dc.contributor.author Viola, Dayva Constantia
dc.date.accessioned 2020-04-07T07:42:05Z
dc.date.available 2020-04-07T07:42:05Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.other skp39140
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/10398
dc.description 8998 - FISIP en_US
dc.description.abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pelanggaran penyedia barang/jasa pemerintah terhadap mekanisme daftar hitam oleh aktor-aktor pengadaan barang/jasa di Kota Bandung. Bentuk pelanggaran dinilai menggunakan 10 kriteria perilaku berintegritas oleh Kolthoff, Huberts, dan Heuvel. 10 kriteria tersebut adalah tidak melakukan korupsi, penipuan dan pencurian sumber daya, menerima janji, hadiah, diskon yang tidak bertanggungjawab, terlibat dalam konflik kepentingan, penggunaan kekerasan, melaksanakan metode yang tidak tepat dalam menjalankan kebijakan, penyalahgunaan dan manipulasi informasi menggunakan ICT, diskriminasi dan/atau pelecehan seksual, pemborosan dan penyalahgunaan sumber daya, dan tindakan yang tidak mencerminkan etika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini merupakan penelitian induktif yang dapat fokus pada permasalahan kompleks setiap aktor yang terlibat. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dengan 6 orang penyedia, 13 orang petugas ULP, 3 orang PPK, 1 perwakilan dari ICW, 2 orang perwakilan LKPP dan studi dokmen (dokmen daftar hitam nasional yang dikeluarkan oleh LKPP). Analisis dilakukan dengan cara deskriptif untuk memperoleh gambaran mendalam mengenai obyek penelitian. Untuk mengecek keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelanggaran pengada barang/jasa terhadap daftar hitam disebabkan oleh aktor-aktor pengadaan yang tidak berperilaku etis berintegritas. Dari 10 bentuk pelanggaran yang masih dilakukan adalah (1) masih terdapatnya perilaku yang termasuk ke dalam tindakan yang berpotensi korupsi diukur dari tiga kriteria yaitu suap, nepotisme, dan kronisme, (2) melakukan metode yang tidak tepat dalam menjalankan kebijakan, serta (3) penyalahgunaan dan manipulasi informasi menggunakan ICT. Saran yang diberikan oleh peneliti adalah pembuatan sistem penilaian kinerja bagi pengada oleh LKPP yang mencangkup umpan balik proyek yang telah dilakukan oleh penyedia, pelanggaran yang pernah dilakukan oleh pengada, dan penilaian publik setelah proyek selesai dilakukan. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject Pelanggaran en_US
dc.subject Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah en_US
dc.subject Daftar Hitam en_US
dc.title Analisis pelanggaran terhadap mekanisme daftar hitam oleh pengada barang dan jasa pemerintah di Kota Bandung en_US
dc.type Undergraduate Theses
dc.identifier.nim/npm NPM2016310057
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0403037702
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI607#Ilmu Administrasi Publik


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account