dc.description.abstract |
Di tahun 2018, industri yang bergerak di sektor garmen berada pada posisi 10
besar industri yang melakukan ekspor. Agar perusahaan mampu bersaing di lingkungan bisnis
internasional, maka perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif. Salah satu hal yang
penting untuk dimiliki oleh perusahaan manufaktur yaitu adanya pengelolaan persediaan yang
efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat meminimalisir risiko adanya kelebihan maupun
kekurangan persediaan. Persediaan yang berlebih dapat mengakibatkan timbulnya biaya
penyimpanan serta meningkatkan risiko kerusakan maupun keusangan pada persediaan,
sedangkan kekurangan persediaan dapat menyebabkan adanya keterlambatan dalam proses
produksi dan pengiriman barang ke pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kebijakan dan prosedur pengelolaan persediaan yang diterapkan oleh perusahaan, kelemahan
dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan, mengidentifikasi faktor penyebab kelemahan
serta dampaknya bagi perusahaan, dan peran pemeriksaan operasional atas pengelolaan
persediaan perusahaan yang diteliti.
Pemeriksaan operasional adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari suatu metode dan prosedur dari kegiatan operasi
perusahaan. Pemeriksaan operasional dilakukan dengan membandingkan kebijakan / prosedur
yang dijalankan di perusahaan dengan kriteria / standar yang berlaku. Hasil akhir dari
pemeriksaan operasional berupa rekomendasi-rekomendasi yang diberikan oleh peneliti
kepada pihak manajemen perusahaan. Pemeriksaan operasional dilakukan melalui lima
tahapan: planning, work program, field work, development of findings and recommendations,
dan reporting. Pemeriksaan operasional pada aktivitas pengelolaan persediaan bertujuan agar
perusahaan dapat menekan biaya yang tidak diperlukan, memenuhi kebutuhan pelanggan
maupun proses produksi, serta dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan
operasinya.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu descriptive study dengan
menggunakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan studi
lapangan dan studi literatur. Pada metode studi lapangan, data diperoleh langsung dari sumber
asalnya dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan pada metode
studi literatur, data diperoleh dari sumber lain seperti textbooks dan informasi dari internet.
Objek penelitian ini adalah aktivitas pengelolaan persediaan bahan baku di PT. TRISCO TAM.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa pengelolaan
persediaan belum memadai. Peneliti juga menemukan beberapa kelemahan pada aktivitas
pengelolaan persediaan yang kemudian dikelompokkan ke dalam lima temuan utama, yaitu
kontrak perjanjian jual beli antara perusahaan dengan pelanggan belum memadai, proses
penerimaan pesanan pelanggan yang belum memadai, proses pembelian, penerimaan, dan
inspeksi bahan baku kain belum memadai, proses pengelolaan dan pemakaian bahan baku kain
yang belum memadai, pencatatan dan dokumentasi terkait pengelolaan persediaan bahan baku
kain yang belum memadai. Pengelolaan persediaan bahan baku yang belum efektif dan efisien
menimbulkan kerugian keuangan sebesar Rp 326.229.198 yang diakibatkan oleh kerusakan
kain dan opportunity cost (karena perusahaan kelebihan membeli persediaan sehingga
perusahaan kehilangan pendapatan bunga deposito) sebesar Rp 96.797.372. Berdasarkan lima
temuan tersebut, peneliti mengembangkan beberapa rekomendasi dan saran yang diharapkan
dapat meminimalisir risiko kerugian yang dapat timbul di masa yang akan datang, antara lain
membuat kontrak perjanjian dengan pelanggan yang mengatur mengenai pembayaran uang
muka / down payment, mengajukan perjanjian mengenai term payment kepada supplier, serta
memperketat pengawasan di area gudang bahan baku. |
en_US |