Abstract:
Seiring dengan berkembangnya dunia pariwisata di Indonesia, Kota Bandung
termasuk kota yang mengalami perkembangan pesat dalam dunia pariwisata. Hal ini dapat
dilihat dari semakin beragamnya wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, dan tempat
wisata lainnya yang membuat Kota Bandung semakin banyak didatangi wisatawan.
Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung juga menyebabkan perkembangan
dalam dunia usaha perhotelan menjadi meningkat karena para wisatawan pasti memerlukan
tempat untuk beristirahat saat melakukan wisata. Meningkatnya jumlah hotel yang ada,
membuat persaingan pada dunia usaha perhotelan menjadi semakin kompetitif. Salah satu
keunggulan kompetitif yang harus dimiliki oleh hotel untuk dapat mempertahankan
keberlangsungan bisnisnya adalah kualitas pelayanan jasa yang diberikan. Kualitas pelayanan
jasa yang baik dapat memberikan rasa kepuasan tamu hotel. Sebagai perusahaan yang bergerak
pada bidang jasa, penting bagi Grand Setiabudi Hotel untuk meningkatkan kualitas pelayanan
secara terus menerus, maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan operasional atas kualitas
pelayanan jasa yang diberikan dengan harapan dapat meningkatkan kepuasan tamu hotel.
Pemeriksaan operasional adalah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan
sudut pandang manajemen untuk mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas operasi perusahaan
sudah berjalan efektif, efisien, dan ekonomis, serta memberikan rekomendasi yang dapat
digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatan operasi perusahaan. Perusahaan
menerapkan pengendalian intern sebagai alat untuk memastikan tujuan perusahaan tercapai.
Untuk dapat meningkatkan kepuasan tamu, perusahaan harus dapat memberikan kualitas
pelayanan jasa yang baik. Terdapat lima dimensi kualitas pelayanan jasa, yaitu dimensi
tangibles, dimensi reliability, dimensi responsiveness, dimensi assurance, dan dimensi
empathy.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode studi deskriptif.
Sumber data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara studi lapangan yaitu wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi
dan studi pustaka yaitu membaca teori-teori terkait pemeriksaan operasional dan kualitas
pelayanan jasa. Data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian dianalisis dengan
mengevaluasi hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta evaluasi pada hasil
kuesioner. Objek penelitian yang dikaji adalah pemeriksaan operasional atas kualitas
pelayanan jasa.
Peneliti melakukan pemeriksaan operasional yang bersifat preventif pada
Grand Setiabudi Hotel karena masih terdapat keluhan dari tamu mengenai kualitas pelayanan
jasa yang diberikan oleh hotel, sehingga peneliti menentukan masalah tersebut sebagai critical
area. Berdasarkan pemeriksaan operasional yang dilakukan, peneliti menemukan tiga temuan.
Temuan tersebut antara lain, kualitas pelayanan jasa yang diberikan hotel berdasarkan lima
dimensi kualitas pelayanan jasa secara keseluruhan mendapat penilaian baik dengan rata-rata
skor sebesar 79,08%, namun masih ada kekurangan-kekurangan yang dirasakan tamu terkait
kualitas pelayanan jasa tersebut. Rata-rata skor dari masing-masing dimensi: dimensi tangibles
sebesar 77,96%, dimensi reliability sebesar 77,24%, dimensi responsiveness sebesar 78,8%,
dimensi assurance sebesar 82,08%, dan dimensi empathy sebesar 79,36%. Fasilitas-fasilitas
pendukung yang disediakan hotel dan sarana penyampaian keluhan terkait kualitas pelayanan
jasa hotel juga masih kurang memadai. Secara umum, masih terdapat 22% tamu yang secara
keseluruhan tidak puas dengan kualitas pelayanan jasa yang diberikan, 21% tamu tidak
mempunyai keinginan untuk kembali menginap serta 17% tamu tidak ingin
merekomendasikan hotel kepada pihak lain. Oleh karena itu, pemeriksaan operasional ini
dilakukan untuk memperbaiki kelemahan pada kualitas pelayanan jasa yang diberikan oleh
hotel dalam upaya meningkatkan kepuasan tamu hotel.