Abstract:
Dewasa ini, di Indonesia semakin banyak perusahaan yang bermunculan dan bertumbuh.
Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, perusahaan- perusahaan yang
ada di Indonesia sebagian besar sudah berbentuk badan hukum. Bidang usaha perusahaan
yang berbentuk badan hukum pun beragam, diantaranya logistik, makanan, elektronik,
tekstil, dan lain sebagainya. Usaha tekstil merupakan usaha yang selalu berkembang. Hal ini
disebabkan karena semua orang membutuhkan kain sebagai kebutuhan sandang. Kain pun
tidak hanya digunakan sebagai bahan dasar pakaian tetapi dapat juga digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan sofa dan lain sebagainya. Perusahaan tekstil di Indonesia tersebar
di berbagai daerah. Banyak pengusaha tekstil yang membuka usahanya di Bandung,
mengingat Bandung merupakan sentra tekstil yang sudah dikenal sejak lama. Pengusaha
tekstil pum dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik, serta pengerjaan tepat
waktu demi memenuhi harapan konsumen. Maka dari itu perusahaan perlu berusaha untuk
menjaga sekaligus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya. Namun, masih banyak
masalah yang dialami perusahaan dalam upaya menghasilkan produk yang tidak hanya
berkualitas tapi juga meningkatkan keefektifan dalam menjalankan kegiatan, khususnya
siklus produksi. Untuk dapat mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan, perusahaan
diharuskan untuk menjalankan aktivitas pengendalian yang memadai dan disesuaikan
dengan keadaan perusahaan dalam menjalankan aktivitas tersebut.
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang diterapkan
dan diimplementasikan untuk membantu perusahaan memastikan bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Menurut Committee of Sponsoring Organization (COSO) dalam
Internal Control Integrated Framework (IC), terdapat lima komponen aktivitas
pengendalian, yaitu segregation of duties, adequate documents and records, restricted
access to assets, independent accountability checks and reviews of performance, dan
information processing controls .Tujuan aktivitas pengendalian adalah untuk menghindari
kesalahan dan kecurangan yang terjadi dalam setiap siklus dalam operasi perusahaan,
khususnya pada siklus produksi. Kesalahan yang terjadi akan mengakibatkan biaya produksi
bertambah karena kualitas yang tidak sesuai, biaya membengkak, waktu produksi pun
menjadi lebih panjang dari waktu yang sudah ditentukan. Dengan adanya aktivitas
pengendalian yang memadai dari dalam perusahaan akan membantu dalam mengatasi
masalah yang terjadi dalam siklus produksi dan diharapkan akan mengurangi atau menekan
masalah yang terjadi sekecil mungkin.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive study.
Tujuan dari descriptive study adalah untuk mengumpulkan data yang menggambarkan
karakteristik manusia, peristiwa, atau situasi. Descriptive study ini dapat melibatkan
pengumpulan data secara kuantitatif (jumlah produksi, jumlah penjualan, dan lainnya)
mau pun kualitatif (kualitas barang jadi, kualitas bahan baku, dan lainnya). Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Unit penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Jaya Baru Abadi Sentosa yang bergerak
dalam bidang tekstil.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan terlihat bahwa aktivitas
pengendalian yang diterapkan oleh PT. Jaya Baru Abadi Sentosa kurang memadai karena
masih terdapat beberapa komponen aktivitas pengendalian yang memiliki kelemahan dan
belum menunjang sistem pengelolaan persediaan secara efektif. Seperti pada segregation
of duties masih ada fungsi kerja ganda dan tidak membuat job description secara jelas dan
tertulis. Pada adequate documents and records dokumen yang dihasilkan pun masih perlu
diperbaiki dengan menambah penomoran dan pemberian kolom untuk otorisasi. Pada
restricted access to assets sebaiknya perusahaan membatasi akses terhadap orang yang
dapat masuk ke gudang dan juga akses dalam melihat dokumen. Pada independent
accountability checks sebaiknya perusahaan melakukan penilaian kinerja setiap karyawan
yang bertanggung jawab atas aktivitasnya dan untuk information processing control pada
perusahaan juga sebaiknya dilakukan secara terlulis dan otorisasinya secara jelas.