Abstract:
Sepanjang tahun 2018, industri manufaktur memberikan kontribusi sebesar 19,86% terhadap
struktur produk domestik bruto. Kemajuan pada industri manufaktur ini selaras dengan
peningkatan pada industri manufaktur plastik dalam kurun waktu dua tahun terakhir. PT LT
Plastik merupakan salah satu industri manufaktur plastik yang memproduksi berbagai macam
produk berbahan dasar plastik, salah satunya adalah plastic bobbins (gulungan benang) untuk
perusahaan tekstil. Kualitas produk yang dihasilkan PT LT Plastik sudah diakui secara
internasional, dibuktikan dengan penjualan plastic bobbins yang mampu menembus pasar
mancanegara. Walaupun begitu, diketahui aktivitas produksi di PT LT Plastik belum berjalan
dengan efektif dan efisien, ditandai dengan adanya kecacatan pada produk. Dengan adanya
kecacatan pada produk, perusahaan harus menanggung sejumlah kerugian serta mengeluarkan
biaya tambahan untuk melakukan proses recycle pada produk cacat. Oleh karena itu,
diperlukan pemeriksaan operasional terhadap aktivitas produksi PT LT Plastik untuk dapat
mengetahui penyebab terjadinya kecacatan pada produk plastic bobbins.
Pemeriksaan operasional adalah proses analisis yang dilakukan terhadap
kondisi perusahaan dan memberikan penilaian terhadap aktivitas operasinya, kemudian
memberikan rekomendasi penyelesaian terbaik atas masalah yang terjadi, maupun yang
mungkin terjadi di masa yang akan datang. Pemeriksaan operasional dapat dilakukan juga
pada proses produksi. Produksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan barang dan
jasa. Proses produksi merupakan kegiatan merubah input menjadi output yang memiliki nilai
jual, yang terjadi dalam satu periode waktu produksi. Pelaksanaan proses produksi yang baik
bergantung kepada perencanaan dan pengendalian produksi yang dilakukan. Adanya
kecacatan pada produk yang diproduksi, menunjukkan bahwa proses perencanaan dan
pengendalian produksi yang dilakukan pada proses produksi masih belum efektif dan efisien.
Objek penelitian ini adalah pemeriksaan operasional terhadap aktivitas
produksi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktivitas produksi pada PT LT Plastik.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif untuk dapat mengetahui faktorfaktor
apa saja yang menyebabkan kecacatan pada produk. Dengan menggunakan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta dibantu oleh studi literatur, peneliti
mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui terdapat kecacatan pada 8.758 pcs
plastic bobbins yang terjadi selama tahun produksi 2018, yang terbagi ke dalam empat jenis
cacat : hole side break, hooked, scraggly, dan no small hole. Kecacatan tersebut terjadi akibat
pengaruh dari lima faktor berupa faktor manusia sebesar 30,70%, faktor metode sebesar
17,18%, faktor mesin sebesar 12,95%, faktor bahan baku sebesar 37,05%, dan faktor
lingkungan sebesar 2,12%, terhadap seluruh kecacatan produk yang terjadi. Kecacatan dengan
jumlah tersebut terjadi pada pesanan milik pelanggan lama dan pelanggan baru PT LT Plastik,
selama tahun produksi 2018. Kecacatan pada 8.758 pcs produk selama tahun 2018,
menimbulkan kerugian harga pokok produk bagi perusahaan sebesar Rp6.798.566. Dengan
adanya produk cacat yang terjadi selama tahun 2018, perusahaan harus melakukan proses
recycle terhadap produk cacat, sehingga ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan
perusahaan sebesar Rp23.025,4 untuk mendaur ulang 8.758 pcs produk cacat. Namun, produk
cacat yang didaur ulang tersebut dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan baku campuran
untuk kegiatan produksi selanjutnya. Oleh karena itu, terdapat nilai bahan baku yang dapat
diperoleh kembali dari hasil recycle terhadap 8.758 pcs produk cacat yang terjadi selama tahun
2018 sebesar Rp3.630.380,16.