Abstract:
Kelelahan merupakan salah satu penyebab dari kecelakaan. Salah satu indikator
dari kelelahan adalah kantuk. Rasa kantuk yang muncul saat mengemudikan kereta dapat
membuat masinis melakukan kesalahan pengoperasian dan menimbulkan kecelakaan.
Rasa kantuk ini dapat muncul akibat kekurangan tidur. Salah satu cara yang dipercaya
dapat mengatasi kantuk adalah minum kopi. Namun belum ada penelitian ilmiah yang
membuktikan tentang hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kebiasaan minum kopi dan durasi tidur terhadap tingkat kantuk dan performansi
menjalankan simulator kereta secara simultan.
Penelitian menggunakan simulator kereta dalam kondisi laboratorium terkontrol.
Variabel bebas dalam penelitian adalah kebiasaan minum kopi (sering [minimal 200 ml per
hari] dan tidak minum kopi) serta durasi tidur (2-4 jam dan 7-9 jam). Variabel terikat adalah
tingkat kantuk dan performansi menjalankan simulator kereta. Simulasi dilakukan oleh 32
orang partisipan pria berusia 19-23 tahun selama 120 menit pada kondisi jalan monoton.
Pengukuran tingkat kantuk menggunakan Electroencephalograph (EEG) dengan hasil
besar gelombang theta partisipan. Performansi menjalankan simulator diukur dari jumlah
speeding dan wheel slip. Hasil pengukuran diolah menggunakan Analisis Variansi
Multivariat (MANOVA) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara simultan dari
kebiasaan minum kopi dan durasi tidur terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil uji MANOVA, diperoleh kesimpulan kebiasaan minum kopi
dan durasi tidur berpengaruh secara simultan terhadap tingkat kantuk (theta relative power
band), speeding error, dan wheel slip error. Kesimpulan itu didapat dari P-value sebesar
0,012 dan 0,021 untuk faktor kebiasaan minum kopi dan durasi tidur. Korelasi yang
terbentuk dari variabel bebas dengan terikat adalah korelasi negatif yang artinya semakin
tinggi konsumsi kopi ataupun durasi tidur, maka tingkat kantuk (theta relative power band),
speeding error, dan wheel slip error akan semakin kecil.