Abstract:
Penurunan kewaspadaan masinis menjadi salah satu faktor penyebab
kecelakaan kereta. Kekurangan tidur dan kondisi kerja monoton selama ini disebut sebagai
penyebab turunnya kewaspadaan. Satu upaya untuk meminimasi kecelakaan akibat
turunnya kewaspadaan adalah dengan melakukan uji fitness for duty terhadap
kewaspadaan sebelum bekerja. Satu alat ukur standar emas yang sering digunakan untuk
menguji kewaspadaan adalah Psychomotor Vigilance Task (PVT). PVT memiliki empat
parameter yaitu mean RT, number of lapses, fastest 10%, dan slowest 10%. Namun,
keempat parameter tersebut belum diuji keandalannya pada kondisi kekurangan tidur dan
kondisi kerja monoton, selain itu juga belum diketahui parameter mana yang dapat
memperkirakan kantuk yang terjadi pada saat bekerja. Berdasarkan hal tersebut maka
tujuan penelitian ini adalah menguji keandalan dan menentukan paramater mana yang
dapat memperkirakan kantuk yang terjadi pada saat bekerja.
Delapan partisipan (21,88 ± 0,835, pria) dilibatkan dalam eksperimen
menggunakan simulator kereta selama 120 menit. Setiap partisipan akan menerima dua
perlakuan yaitu durasi tidur 2-4 jam dan 7-9 jam dengan pengulangan pengambilan data
sebanyak 3 kali. Pengujian PVT akan dilakukan selama 5 menit sebelum dan sesudah
simulasi. Dilakukan juga pengukuran gelombang otak dengan menggunakan Muse EEG
2. Penentuan nilai keandalan dilakukan dengan Intraclass Correlation Coefficient (ICC)
model two-way mixed effects, multiple measurement, dan absolute agreement. Penentuan
parameter yang mampu memperkirakan kantuk saat bekerja dilakukan dengan pengujian
korelasi pearson terhadap pengukuran gelombang teta relatif yang dihasilkan dari Muse
EEG 2.
Hasil uji ICC menunjukkan mean RT memiliki tingkat keandalan dari buruk hingga
sangat baik (kurang tidur 0,925, kurang tidur dan kondisi monoton 0,837, cukup tidur 0,965,
cukup tidur dan kondisi monoton 0,811). Hasil uji korelasi pearson didapatkan bahwa mean
RT memiliki korelasi cukup dengan gelombang teta relatif (kurang tidur 0,421, kurang tidur
dan kondisi monoton 0,48, cukup tidur 0,41, cukup tidur dan kondisi monoton 0,444). Hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PVT andal untuk menguji kewaspadaan pada
kondisi monoton dan kekurangan tidur dengan parameter yang mampu memperkirakan
tingkat kantuk adalah mean RT.