Abstract:
Dalam mengatasi konflik, negara sering kali melakukan penyelesaian konflik
secara tradisional, yaitu dilakukan oleh aktor negara. Namun, aktor non-negara dapat mendukung aktor negara untuk menjembatani hubungan masyarakat antarnegara saat terjadi ketegangan, seperti yang terjadi di Indonesia dan Australia pada tahun 2013 dan 2015. Ketegangan terjadi antara Indonesia dan Australia pada tahun 2013 dan 2015 yang dikarenakan oleh penyadapan pemerintahan Indonesia oleh Australia dan juga pidana mati warga negara Australia di Indonesia atau Bali Nine. Ketegangan tersebut membuat pemerintahan Indonesia sulit melakukan diplomasi di Australia. Dalam situasi tegang tersebut, Australia Indonesia Association of South Australia Incorporated, (AIASA) merupakan sebuah aktor non-negara yang bisa menjalankan diplomasi budaya, yaitu Indofest, antar Indonesia dan Australia. Hal tersebut memunculkan pertanyaan penelitian yaitu, “Apa karakteristik diplomasi budaya Indonesia oleh AIASA melalui Indofest di Australia pada tahun 2013-2015?”.
Analisis yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian memakai teori diplomasi budaya, konsep karakteristik diplomasi budaya oleh Cynthia P. Schneider dan konsep kredibilitas aktor non- negara oleh Robert H. Gass dan John S. Seiter. Melalui analisis tersebut penulis menemukan karakteristik diplomasi budaya yang dimiliki oleh AIASA melalui Indofest adalah fleksibel dan kreatif, interaktif dan komunikatif, menjadi media alternatif, dan dipercaya oleh masyarakat Australia.