Abstract:
Penelitian ini mencoba mencari penyebab meningkatnya kesenjangan ekonomi di
India setelah Reformasi Ekonomi di tahun 1991. Mengingat rentang waktu 28
tahun ialah masa yang terlalu panjang, penelitian ini akan berfokus pada tingkat
kesenjangan ekonomi di India selama sepuluh tahun belakangan, dimulai pada
tahun 2009. Pertanyaan dari penelitian ini ialah ‘What causes the increase of
economic inequality in India after the 1991 Economic Reforms?’. Menggunakan
teori konstruktivisme sebagai landasan analisis, penelitian ini menganalisa
perubahan orientasi ekonomi India dikarenakan adanya perubahan kepentingan
dan hubungan antara India dengan negara Barat, serta implikasi dari perubahan
tersebut terhadap perekonomian India. Para konstruktivis percaya bahwa
hubungan antar negara dipengaruhi oleh makna yang diberikan pada hubungan
tersebut, dan bahwa makna menentukan aksi suatu negara terhadap negara yang
lain, yang pada akhirnya menciptakan sebuah struktur internasional. Lebih lanjut,
struktur internasional akan membentuk identitas dan kepentingan negara, dimana
suatu negara dapat mencoba untuk mengimitasi negara berhasil lainnya untuk
memperoleh hasil yang serupa. Imitasi ini ditandai dengan implementasi reformasi
ekonomi di India pada tahun 1991. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dan memanfaatkan data yang didapat dari sumber literatur, laporan resmi,
dokumen resmi, dan sumber digital. Penelitian ini menunjukkan bahwa berubahnya
arah dan orientasi ekonomi India memiliki beberapa dampak. Setelah implementasi
reformasi ekonomi, India mengalami peningkatan kesenjangan ekonomi secara
drastis yang tidak pernah terjadi sebelumnya, membuat beberapa individual
mempertanyakan efektivitas reformasi ekonomi tersebut. Kesenjangan ekonomi
yang meningkat dapat terjadi karena ketika Pemerintah India
mengimplementasikan kebijakan- kebijakan pada saat masa reformasi ekonomi,
langkah tersebut membuat subsidi bagi petani di India dikurangi, terbukanya pasar
India terhadap investasi asing yang timpang terhadap pekerja dari sektor servis,
diijinkannya privatisasi, dan pemotongan anggaran untuk layanan dasar publik
yang membuat kesenjangan ekonomi semakin besar.
