Abstract:
Dalam memasarkan komoditas ilegal, terutama narkoba, Amerika Serikat
(AS) menjadi destinasi utama dari organisasi kriminal transnasional, hal tersebut
terlihat dari dua jalur utama perdagangan narkoba di wilayah Amerika Latin
tersebut semuanya mengarah ke AS. Hal tersebut dipandang sebagai ancaman
terhadap keamanan nasional, sehingga AS kemudian mempertimbangkan strategi
militer untuk membantu negara-negara di wilayah tersebut menghadapi organisasi
kriminal transnasional. Secara historis, AS merupakan “polisi” bagi negara-negara
di wilayah tersebut, sehingga merasa berhak melakukan intervensi dalam berbagai
bentuk, termasuk militer dilakukan demi stabilitas “halaman belakangnya”.
Penelitian ini akan membahas menggambarkan hubungan idenitas nasional
sebagai dasar AS terkait penggunaan strategi militer menghadapi organisasi
kriminal transnasional di Amerika Latin.
Mengacu kepada penjelasan mengenai pembahasan dalam penelitian ini,
penulis kemudian ingin mengetahui, bagaimana perilaku AS dalam menggunakan
militer untuk memerangi organisasi kriminal transnasional di wilayah Amerika
Latin pasca Perang Dingin Dapat Terbentuk?. Konsep-konsep dari teori
konstruktivisme terutama yang berkaitan dengan identitas nasional akan
digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Setelah menempuh proses
analisis, penulis menemukan bahwa identitas nasional AS membentuk
perilakunya sebagai negara dengan peran istimewa di dunia kemudian
menghasilkan kecenderungan intervensionis membentuk pertimbangan pemangku
kepentingan menempuh strategi pemberian bantuan teknologi, operasi militer
gabungan, dan penempatan pasukan di markas milter negara lain.