Abstract:
Pada tahun 2012, kasus Rohingya mulai bergulir di media dan diramaikan oleh masyarakat internasional. Saat ini mulai terjadi ketegangan antara pihak Rohingya dan warga asli Myanmar, perbedaan etnis diantara mereka semakin menjadi jurang pemisah, dan warga Rohingya dianggap sebagai parasit di wilayah Myanmar yang menyebabkan terjadinya pengusiran dari pihak masyarakat Myanmar. Ditambah dengan pasifnya peran pemerintah terhadap kejadian ini, sehingga media–media internasional mulai gencar dalam melakukan pemberitaan yang terkadang menyebabkan fakta-fakta terkuak. Namun, di sisi lain juga menyebabkan konflik semakin ramai dan banyak diperbincangkan, ada yang positif dan negatif, juga banyak keputusan-keputusan yang diambil pemerintah yang kurang disetujui masyarakat, menyebabkan pemerintah pun semakin lama semakin pasif.
Polisi dan tentara sebagai tonggak terdepan dalam menyelesaikan permasalahan ini pun lebih banyak diam dan menghindari, bahkan beberapa berpihak pada pelaku, bukan korban. Ditambah dengan berbagai kasus yang akhirnya dilepaskan begitu saja tanpa penyelidikan lebih lanjut, dan salah satunya adalah Time Magazine yang berani menyuarakan dengan lantang bagaimana dan apa yang terjadi sebenarnya di Myanmar dan Bangladesh. Sehingga, yang ingin ditunjukkan melalui skripsi ini adalah bagaimana Framing yang dilakukan oleh Time Magazine terhadap kasus Rohingya antara tahun 2012-2017, dengan harapan peneliti mampu melihat seberapa aktual pemberitaan tersebut dan bagaimana media ini memilih penggunaan kata dan kalimat yang tepat untuk mendeskripsikan rangkaian kejadian ini.
Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah melalui kumpulan artikel yang dikeluarkan oleh Time Magazine mengenai kasus yang bersangkutan dengan menggunakan teori Framing. Peneliti mampu memperlihatkan bagaimana media melukiskan kasus tersebut yang dituangkan dalam sebuah artikel dimana akan membantu peneliti dalam melihat pemberitaan dari kedua sudut pandang. Juga beberapa referensi pada video atau artikel wawancara yang dilakukan oleh media lainnya mengenai segala pemberitaan yang dilakukan Time Magazine yang dianggap kontroversial.