Praktik Great Power Style dalam diplomasi ekonomi Tiongkok era Xi Jinping terhadap Sri Lanka

Show simple item record

dc.contributor.advisor Triwibowo, Albert
dc.contributor.author Gracia, Esy
dc.date.accessioned 2019-12-06T03:56:08Z
dc.date.available 2019-12-06T03:56:08Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.other skp38511
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/9808
dc.description 8881 - FISIP
dc.description.abstract Bersamaan dengan meningkatnya intensitas diplomasi ekonomi Tiongkok ke seluruh dunia, kekhawatiran akan aksi predatoris oleh salah satu negara paling berpengaruh di konstelasi politik ekonomi global ini semakin memuncak. Sri Lanka yang terbelit hutang besar karena biaya tinggi mega proyek tak menguntungkan menjadi contoh kasus yang paling sering dirujuk untuk menjatuhkan tuduhan pada Sang Great Power ini. Akan tetapi, bertentangan dengan pandangan yang banyak beredar, representatif resmi dari kedua negara menyangkal dilaksanakannya praktik tersebut dan kerap kali menegaskan eratnya hubungan Sino-Sri Lanka serta keuntungan yang dirasakan bersama. Perdebatan merugikan-menguntungkan ini kemudian memunculkan pertanyaan sebenarnya “bagaimana praktik great power style Tiongkok dalam diplomasi ekonomi terhadap Sri Lanka era Xi Jinping?”. Menggunakan metode penelitian kualitatif dalam riset yang berlandaskan pada konsep benign hegemon, ditemukan bahwa praktik great power style Tiongkok dalam diplomasi ekonominya terhadap Sri Lanka di era Xi Jinping mengarah ke praktik benign hegemon yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Tindakan ini dilakukan melalui kerja sama di bidang investasi, perdagangan, finansial, dan dana bantuan (aid). Sejalan dengan pernyataan ini, maka, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan praktik great power style Tiongkok dalam diplomasi ekonominya terhadap Sri Lanka era Xi Jinping yang menerapkan karakteristik benign hegemon tersebut. Pada implementasinya, ditemukan bahwa karakteristik benign hegemon seperti adanya kerja sama antara pemimpin hegemon dan negara lainnya yang menguntungkan kedua sisi meski ada kemungkinan keuntungan Sang Hegemon lebih sedikit, penyediaan ‘barang publik’ demi kepentingan bersama, dan kepemilikan kapasitas pasar domestik yang besar hadir di tiap bidang kerja sama. Sebaliknya, karakteristik seperti mengimpor produk luar negeri melalui kesepakatan dagang, memberikan pinjaman, dan memberikan dana bantuan hanya muncul pada bidang kerja sama spesifik yang relevan. Sebagai tambahan, ditemukan bahwa tindakan diplomasi ekonomi Tiongkok terhadap Sri Lanka yang menerapkan karakteristik benign hegemon paling banyak terlihat di bidang kerja sama investasi. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject Tiongkok en_US
dc.subject Sri Lanka en_US
dc.subject diplomasi ekonomi en_US
dc.subject benign hegemon en_US
dc.subject great power style en_US
dc.title Praktik Great Power Style dalam diplomasi ekonomi Tiongkok era Xi Jinping terhadap Sri Lanka en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2015330035
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0404098701
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account