Makna ekspresi ikon arsitektur-lokal pada perancangan Pusat Kebudayaan Banten Lama

Show simple item record

dc.contributor.advisor Salura, Purnama
dc.contributor.author Sukada, Nabila Qirala
dc.date.accessioned 2019-12-02T04:19:03Z
dc.date.available 2019-12-02T04:19:03Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.other tes2040
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/9786
dc.description.abstract Kebutuhan mengakomodasi pengunjung dan generasi mendatang untuk memahami budaya lokal memicu munculnya fungsi modern dalam arsitektur berupa pusat kebudayaan. Pusat kebudayaan adalah “wadah” yang tepat untuk menjawab kebutuhan Provinsi Banten dengan keragaman budayanya yang sedemikian rupa. Belum adanya pedoman khusus yang mengatur mengakibatkan pusat kebudayaan di Indonesia seringkali menggunakan bangunan eksisting yang tidak diperuntukkan sebagai pusat kebudayaan dan/atau dirancang dengan langgam modern yang benar-benar berbeda dari langgam arsitektur yang telah ada. Ekspresi menjadi hal penting karena tiap pusat kebudayaan harus dapat mengekspresikan fungsinya sebagai representasi budaya lokal. Penelitian ini secara spesifik mengangkat isu ekspresi ikon arsitektur-Banten pada bangunan Pusat Kebudayaan Banten Lama. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap dan mengimplementasikan isu ekspresi ikon arsitektur-lokal pada bangunan pusat kebudayaan di Banten. Menggunakan metode kualitatif-interpretatif, penelitian ini menggunakan teori-teori: fungsi pusat kebudayaan, ekspresi ikon arsitektur-lokal, interpretasi makna arsitektural, konsepkonsep tradisi Banten dan teori arsitektur pendukung yaitu: teori anatomi arsitektural dan teori prinsip penataan yang digunakan sebagai alat bedah kasus studi (Volkstheater Sobokartti dan Jean- Marie Tjibaou Cultural Center). Hasil dari penelitian ini: (1) pedoman perancangan pusat kebudayaan yaitu ekspresi penataan massa terhadap tapak dan lingkungan, ekspresi bentuk 3D, ekspresi material dan teknologi lokal. Ketiga butir pedoman sudah mencakup ekspresi-dasar dari pusat kebudayaan yaitu melindungi, mengundang, memusat, fleksibilitas, dan keakraban; (2) Implementasi pedoman perancangan pusat kebudayaan dapat dilakukan dengan pemilihan tapak yang dapat dicapai dari paling sedikit dua akses, penempatan massa bangunan dan zonasi fungsi utama di bagian tengah tapak, penggunaan tipologi bentuk struktur budaya dan atap ikon arsitektur-lokal, merancang pelingkup dengan derajat keterbukaan tinggi pada ruang penerima dan pelingkup dengan derajat keterbukaan rendah pada ruang utama, fleksibilitas hubungan antar ruang dalam dan ruang luar, penggunaan ornamen, serta penggunaan material dan teknologi lokal. Manfaat penelitian ini yaitu: dapat digunakan sebagai masukan/pengayaan perbendaharaan kosakata teori arsitektur mengenai isu ekspresi ikon arsitektur-lokal pada bangunan pusat kebudayaan bagi institusi pendidikan terkait; bahan pertimbangan dan masukan rancangan pusat kebudayaan bagi pemerintah daerah Provinsi Banten; bahan pertimbangan dan masukan bagi arsitek dan pemangku kepentingan; referensi dan bahan studi bagi mahasiswa, akademisi, arsitek, dan masyarakat dengan fokus studi yang bersangkutan; titik awal masukan untuk penelitian lain sejenis bagi peneliti. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Magister Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject Ekspresi en_US
dc.subject Ikon en_US
dc.subject Arsitektur-lokal en_US
dc.subject Pusat Kebudayaan en_US
dc.subject Banten en_US
dc.title Makna ekspresi ikon arsitektur-lokal pada perancangan Pusat Kebudayaan Banten Lama en_US
dc.type Master Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017841015
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0409125501
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI811#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account